Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

... karena menulis adalah berbagi hidup ...

Ngebakso, Idola Berlebaran

Diperbarui: 6 Juni 2019   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bakso Sony, Bandar Lampung (dok.pri)

Ada yang menarik ketika kemarin saya ke rumah kakak sepupu. Begitu sampai di sana, saya langsung diminta untuk makan ketupat beserta lauk pauknya yang komplit. Mereka izin menjalankan sholat sekeluarga dulu. 

Semula saya sungkan, tapi karena kakak sepupu yang menyuruh langsung, mau nggak mau saya nurut. Rupanya mereka sudah duluan makan sebab saya telat datang karena macet dan sudah diceritakan di sini .

Karena saya nggak berlebaran apalagi membuat masakan khasnya, saya sangat menikmati ketika semua hidangan itu ada di depan mata. Apalagi ada sambal goreng ati sapi yang jarang-jarang saya dapat. Nyaris lupa kalau saya sedang makan di rumah orang. Ingin dihabiskan karena enak hehe...

Selesai makan dan kakak sekeluarga kelar sholat, kami memang berencana hendak ke rumah sepupu lainnya. Saya senang-senang saja sebab memang tujuannya ingin bersilahturahmi ke rumah saudara dalam rangka berlebaran.

Sebagai anak tunggal dan sudah tidak memiliki orang tua, para sepupu saya ini menjadi pengganti kerinduan untuk bisa bersama keluarga dalam kebersamaan, khususnya di momen yang sarat dengan kedekatan serta keakraban begini. 

Jadi, kalau berlebaran saya diajak kemana-mana untuk saling mengunjungi anak-anak dari bude dan pakde, kakak dari ibu alm, saya pasti akan berusaha meluangkan waktu dan manut. Keramaian atas kunjungan kami adalah sesuatu yang hanya bisa saya temui kalau berkumpul begini.

Dalam perjalanan menuju ke sepupu yang lain itu, istri dari kakak saya bercerita tentang makanan yang saya makan. Sebelumnya, saya memang "laporan" kalau memakan sambal goreng ati sapinya banyak sebab enak. Dari situ obrolan kami sampai kemana-mana. Dari urusan bumbu sampai ketahuan juga ternyata makanan itu si mbak beli. Bukan masak sendiri.

Obrolan kami berhenti ketika akan berbelok ke rumah yang akan dikunjungi. Lalu, tiba-tiba si mbak melihat ada bakul bakso sedang mangkal pas di belokan itu sambil meladeni banyak pelanggannya.

"Ntar kita makan bakso di sana aja yuk...," ajak si mbak dan langsung diiyakan oleh anak-anaknya.

"Kan di rumah masih ada makanan," samber suaminya yang masih konsen nyetir.

"Lha, kan tadi sudah dihabisin si Anjar..."

Kami tertawa-tawa sehabis itu. Ada aja alasan buat bisa makan bakso yang tentu saja langsung disetujui anak-anaknya dan bahkan sudah berencana pulang dari silahturahmi itu mau cari bakso.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline