Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

... karena menulis adalah berbagi hidup ...

Kaesang Punya Jins

Diperbarui: 3 Juni 2019   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1Tulisan saya yang sudah tayang di kompasiana, Merunduknya si "Tukan Pisang", Kaesang ternyata menarik beberapa netizen untuk berkomentar. Tulisan yang diteruskan ke medsos twitter pihak kompasiana tersebut kemudian dikomentari oleh seseorang seperti di bawah ini: 

1

Dari twitter | dokpri

Menarik.

Kesederhanaan yang ditangkap olehnya hanya sebatas celana jins yang dipakai Kaesang saja. Tidak salah. Namun menggelitik. Celana jins yang bisa dikenakan segala lapisan dan golongan ternyata berkesan tidak sesederhana seperti yang saya maksudkan.

Soal jenis pakaian satu ini, ternyata panjang juga urusannya. Ada beberapa tanggapan netizen soal celana jins yang dipakai. Kebanyakan menyayangkan Kaesang tidak memilih pakaian baju koko atau mungkin baju lain selain yang dikenakan itu. Padahal Kaesang sendiri sudah menjelaskan dan memiliki alasan kuat kenapa hal itu terjadi. Secara pribadi, saya masih tetap melihat apa yang dikenakan anak muda satu itu sebagai pakaian yang sopan dan sederhana. Tidak berlebihan. Ketulusan dan niat baiknya untuk turut mendoakan yang sedang berkedukaan, itu lebih penting dari sekadar yang dikenakan.

Pernah sekali waktu, seorang ayah dari teman karib saat masih kuliah, meninggal mendadak. Saya yang kuliah di Jatinangor mendengar beritanya sempat bingung harus bagaimana. Antara kampus dan rumah duka jauh dan waktu yang mepet sebab jenazah akan dibawa ke kampung halaman. Maka begitu bisa segera sampai di Bandung, tanpa berpikir apa-apa lagi, saya menuju rumah duka. Masih berpakaian ala mahasiswa, dengan kaos biasa dan tas ransel.

Begitu sampai di rumah duka, sedang ada doa pelepapsan sebelum jenazah dibawa pergi.  Meski hanya sempat dapat ujungnya, saya bersama teman yang lain sempat turut mengirim doa. Belum lama berdoa, pundak saya seperti disematkan jaket oleh seseorang.

"Kaosmu warnanya mencolok, Njar... Nggak enak buat kondisi berduka gini," bisik senior terdengar di telinga saya.

Benar juga. Kaos saya yang berwarna merah terang, tanpa sengaja sangat mencolok di rumah duka yang kebanyakan bernuansa warna gelap atau putih saja, termasuk para pelayat. Maka saya terima jaket si senior sampai doa selesai.

Sejak saat itu, saya selalu mengingat tentang aturan tak tertulis dari cara berpakaian dalam kondisi satu itu. Sebaiknya, jika dalam kondisi kedukaan memang tidak mengenakan pakaian yang mencolok mata, namun tetap rapih dan tidak mengesankan seenaknya.

Jins adalah Simbol Pemberontakan terhadap Kemapanan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline