Lihat ke Halaman Asli

Anas Urbaningrum Berhasil “Mempertakut” SBY

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13827720661002744836

[caption id="attachment_274265" align="aligncenter" width="530" caption="Ilustrasi: viva.co.id"][/caption]

Sejak resmi mengundurkan diri sebagai ketua Umum Partai Demokrat serta menjadi tersangka kasus korupsi Hambalang. Mundurnya Anas dari Demokrat memang tak lepas dari desakan kader-kader Demokrat lain yang menjadi kubu SBY yang lantas menyisakan sakit hati pada Anas dan koleganya. Genderang perang pun ditabuh, satu persatu anggota Anas Urbaningrum melancarkan serangan kepada SBY dan anggotanya.

Semenjak mendirikan ormas PPI, Anas memang kerap melempar serangan kepada SBY dan Demokrat, tidak hanya dirinya saja, beberapa kader yang akhirnya mengikut jejaknya ke PPI juga terlibat saling adu mulut dengan kader-kader demokrat seperti Tri Dianto, Gede Pesek, yang menyerang Sutan Bhatoegana dan Ruhut Sitompul, serta Nurhayati bahkan menyarankan agar PPI segera dibubarkan saja.

SBY bersama Demokrat memang seperti tidak berhenti digoncang oleh polemik apalagi semenjak kasus Nazaruddin terbongkar, bermula dari titik iniah demokrat mulai “dikejar-kejar bayangan”. Puncak perpecahan Demokrat adalah kembalinya SBY mengambil alih ketua umum partai. SBY dibuat panik juga oleh isu kedekatan dengan Bunda Putri, kemudian secara beruntun kubu Anas membuat berita heboh mengenai penculikan Subur Budisantoso oleh BIN demi menghalanginya hadir dalam acara ormas PPI.

Demi menangkal masuknya pengaruh Anas dan antek-anteknya ke tubuh Demokrat, SBY pun mengirimi kader-kadernya sms, dalam sms tersebut SBY nampak kembali sangat marah setelah kasus 1000-2000 persen. Bahkan sms yang dikirim SBY tersebut sampai 10 butir. Berharap smsnya tidak tersebar kemana-mana, yang terjadi justru lebih dari yang diduga, bahkan orang Sumatera seperti saya kebagian.

4. Jahat sekali. Luar biasa. Sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang. Tetapi, pihak Anas terus menerus menyerang & dan menghantam saya & Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah & diam, saatnya utk saya hadapi tindakan yang telah melampauai batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas, partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat & SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan anggota PD di seluruh Indonesia."

6. Selama ini saya tidak menanggapi serangan-serangan Anas thdp saya. Mengapa? Saya malu jika harus meladeni. Yg jelek nama saya & PD sendiri. Lawan-lawan politik akan bertepuk tangan. Saya malah berpikir setelah tidak jadi Presiden akan saya hadapi secara serius. Atau biar lewat dulu Pileg 2014. Setelah itu akan saya hadapi benar-benar. Biasanya yg punya kekuasaan yg dzalim, sekarang yg didzalimi malah saya. Biar keadilan & kebenaran tegak. Kalau Anas tidak korupsi mengapa takut? Mengapa tidak berani membantah Nazarudin? Mengapa malah saya yg di-serang? Apa bisa Presiden melarang atau menyuruh KPK? Tak seorangpun yg bisa. Ingat. Anas tidak diberhentikan oleh PD, dia berhenti sendiri. Itupun partai yg kita dirikan dengan penuh perjuangan & pengorbanan ditinggal begitu saja. Tidak ada tanggung jawabnya. Tadinya saya tidak mau bicara seperti ini. Biar saya simpan saja dlm hati saya. Tetapi Anas amat ganas dlm menyerang & menghancurkan saya & partai kita. Bahkan secara terbuka mengatakan jangan harapakan PD akan bangkit & berhasil. (inilah.com)

Membaca sms ini, SBY kelihatannya curhat (lagi) kepada kader-kadernya. Hari ini Partai Demokrat, Sabtu 26 Oktober 2013, menggelar temu kader nasional seluruh tingkatan di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Jawa Barat, pertemuan ini dinilai beberapa kalangan berhubungan dengan situasi yang memanas antara Demokrat dengan PPI.

Pengaruh Anas sepertinya memang kian berpengaruh besar bagi Demokrat, hal ini tidak lepas dari banyaknya kader Demokrat yang terlibat dalam ormas PPI. Selain masih simpang siurnya beberapa kasus korupsi seperti Hambalang dan kasus impor daging sapi sepertinya menjadi rasa takut SBY. Sebab deras mengalir isu yang mengatakan keterlibatan beberapa kabinetnya dalam kasus korupsi.

Anas sepertinya berhasil “mempertakut” SBY, yang walaupun ia berkata bahwa tujuan ormas PPI adalah dalam bidang budaya, nyatanya Anas dan kawan-kawan justru lebih sibuk mencari-cari serta mengungkit borok Demokrat dan SBY. Akhir-akhir ini emosi SBY kian tidak terkendali, sepertinya SBY sedang dilanda konspirasi hati.

Bagi Anas hal ini adalah sebuah kepuasan tersendiri, jika tujuannya adalah berusaha membuat citra Demokrat semakin rusak. Bagi kubu partai-partai lain yang akan bersaing dalam pemilu 2014, hal ini adalah keuntungan, bagi SBY dan Demokrat sudah tentu kegelisahan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline