Lihat ke Halaman Asli

Dan.. Revolusi Mental Pun Dimulai

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14137762781063462213

[caption id="attachment_330055" align="aligncenter" width="515" caption="Sumber: idjoel.com"][/caption]

Seluruh masyarakat Indonesia saat ini berpesta menanti dilantinknya presiden baru republik ini. Sebuah pesta rakyat pun disipakan di ibu kota. Dimotori oleh para relawan Jokowi-JK yang masih tetap setia pasca pemilu, sebuah pesta meriah dipersiapkan merayakan duduknya Jokowi-JK sebagai Presiden-Wakil Presiden ke-7 Indonesia. Unik dan belum pernah ada, seluruh masyarakat begitu antusias menyambut pelantikan presiden. Rakyat puas dengan hasil pemilihan dan kemenangan presidennya.

Bukan rahasia lagi memang jika Jokowi begitu disayang oleh penduduk negeri ini, sebab ia sejauh ini masih “satu-satunya” pemimpin dengan gaya merakyat. Wajah ramah dan tutur bahasanya yang sederhana memang membuatnya begitu mudah diterima oleh rakyat. Jokowi memang sangat berbeda dengan kebanyakan petinggi negara, bukan sosok yang wibawanya cenderung ditakuti, namun lebih disayangi. Ia adalah pemimpin yang disayang oleh rakyatnya karena ia juga sayang kepada rakyat. Melihat ke belakang, setiap kali Jokowi mendapat serangan dari lawan politiknya, maka rakyat selalu membelanya.

Mental “malayani, bukan dilayani” dalam dirinya adalah sebuah teladan kepemimpinan yang layak ditiru. Pemimpin hadir bukan untuk dilayani, melainkan memberi pelayanan sebaik-baiknya bagi rakyat yang dipimpin olehnya. Inilah awal dari Revolusi Mental, ketika setiap orang berlomba untuk melayani, bukan meminta untuk dilayani. Seorang pemimpin melayani bawahannya, seorang bawahan melayani pemimpinnya, maka ketika setiap orang berusaha untuk saling memberi pelayanan, maka kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.

Pemimpin dengan sebaik-baiknya, beruasaha keras melaksanakan tugasnya untuk kemakmuran rakyatnya, rakyat dengan sabaik-baiknya berjuang keras menaati undang-undang, hidup sebagai warga negara yang baik. Menjaga kesatuan Negara Republik Indonesia, saling bergandengan tangan mendukung pembangunan bangsa tercinta.

Jokowi-Jusuf Kalla, telah mengucap sumpah sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang baru. Jokowi akan menggantikan presiden SBY sebagai dirigen yang akan mengatur nada “paduan suara” yang akan bersama-sama mengumandangkan lagu “Indonesia Raya” dalam lima tahun ke depan. Dengan berbagai jenis suara yang dimiliki, ada sopran, alto, tenor dan bass, yang jika dipadukan akan mengasilkan sebuah nada yang indah. Demikianlah keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan, keberagaman Partai, dan berbagai oraganisasi yang ada di negeri ini, jika disatukan akan menjadi sebuah harmony yang indah dalam “Bhineka Tunggal Ika.”

Saatnya kita mempercayakan tampuk kepemimpinan kepada presiden baru yang akan memulai tugasnya sebagai kepala negara mulai hari ini, Senin 20 Oktober 2014. Hari yang akan dicatat dalam sejarah, sebagai puncak dari keberhasilan demokrasi, sebab saat ini seluruh rakyat Indonesia mendeklarasikan satu “koalisi” besar yaitu koalisi NKRI.

Hadirnya seluruh partai termasuk (Prabowo-Hatta) dalam acara pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla, kiranya mewakili kehadiran seluruh rakyat Indonesia yang bersatu mendukung Presiden dan Wakil Presiden baru. Suksesnya kepemimpinan Jokowi-JK bukanlah didasarkan pada semakin besarnya kuasa dan harta yang ia miliki, akan tetapi berdasarkan semakin meratanya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Keberhasilan pemerintahannya akan manjadi nyata ketika Pancasila dan UUD 1945 terimplementasi dengan baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jokowi tentu tahu bagaimana rasanya menjadi rakyat kecil, dan ia pun sudah tahu bagaimana rasanya menjadi orang besar. Sebab ia sudah mengalami bagaimana rasanya menjadi rakyat kecil, berjuang dalam bidang usaha, memimpin kota kecil, hingga ibu kota, dan kini menjadi orang nomor satu di Indonesia. Dengan pengalaman itu, kita percaya bahwa ia akan tahu bagaimana memperlakukan rakyat kecil, pengusaha, hingga pejabat. Sehingga seluruh elemen masyarakat mendapat perlakuan dengan porsi yang tepat baik rakyat kecil hingga para pejabat.

Sumpah telah diucapkann olehnya, maka sumpah itu pula yang harus dipegang teguh olehnya dalam masa pemerintahan yang akan berjalan lima tahun ke depan. Kiranya kehadiran Jokowi-JK adalah jawabab atas kebutuhan pemimpin berjiwa melayani bagi kemajuan Indonesia. Gong Revolusi Mental telah berbunyi, estafet kepemimpinan kini beralih ke tangan seorang pemimpin yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Semoga Jokowi-JK mampu menjalankan roda pemerintahannya. Selamat berjuang Pak Presiden.. Merdeka...!!

Salam Kompasiana..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline