Lihat ke Halaman Asli

BENYAMIN Sembiring

Kepala Seksi

Perang yang Menunggu

Diperbarui: 28 Mei 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bab 1: Awal Konflik

Pada tahun 2045, ketegangan antara negara-negara besar di dunia mencapai puncaknya. Setelah bertahun-tahun mengalami persaingan ekonomi dan politik yang memanas, Amerika Serikat dan China terjebak dalam perselisihan sengit mengenai klaim teritorial di Laut China Selatan. Konflik ini memicu serangkaian insiden militer kecil yang akhirnya memicu perang skala penuh.

Di Eropa, Rusia memperluas pengaruhnya ke negara-negara bekas Uni Soviet, memicu kekhawatiran NATO. Sementara itu, Timur Tengah terus bergolak dengan konflik antar negara dan kelompok militan yang semakin mengancam stabilitas global. Dunia seakan-akan berada di tepi jurang kehancuran.

Bab 2: Pecahnya Perang

Pada suatu malam yang dingin di bulan Desember, sebuah kesalahpahaman besar terjadi. Satelit intelijen Amerika mendeteksi peluncuran rudal balistik dari sebuah pangkalan militer di Rusia. Meskipun akhirnya diketahui bahwa itu adalah uji coba, sistem pertahanan otomatis Amerika telah merespons dengan meluncurkan rudal balasan.

Dalam hitungan menit, rudal-rudal nuklir Amerika dan Rusia saling meluncur ke udara, menandai dimulainya perang nuklir dunia. Ledakan-ledakan dahsyat mengguncang bumi, menghancurkan kota-kota besar dan mengakibatkan jutaan korban jiwa dalam sekejap.

Bab 3: Dampak Kehancuran

Ledakan nuklir yang terjadi tidak hanya menghancurkan secara fisik, tetapi juga menimbulkan awan debu radioaktif yang menyebar ke seluruh dunia. Langit menjadi gelap oleh asap tebal, menghalangi sinar matahari dan memicu musim dingin nuklir. Tanaman mati, hewan punah, dan kelaparan melanda seluruh penjuru bumi.

Negara-negara yang selamat dari serangan awal segera terjebak dalam kekacauan. Pemerintah runtuh, hukum dan ketertiban lenyap, dan kelompok-kelompok bersenjata muncul untuk menguasai wilayah yang tersisa. Manusia berjuang untuk bertahan hidup di tengah dunia yang telah berubah menjadi neraka.

Bab 4: Harapan yang Sirna

Di tengah kehancuran, segelintir orang yang selamat berkumpul untuk mencoba membangun kembali kehidupan. Mereka membentuk komunitas-komunitas kecil yang tersebar di seluruh dunia. Namun, tanpa sumber daya yang memadai dan ancaman radioaktif yang masih mengintai, perjuangan mereka sangat berat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline