Lihat ke Halaman Asli

Benyamin Melatnebar

Enjoy the ride

Nightmare Basement

Diperbarui: 30 Agustus 2021   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar: Sumber: pexels.com

Bab I

Pindah Rumah

Udara dingin menyelimuti tubuhku, seiring kurasakan jari - jemariku gemetar. Hembusan angin, membawa aroma tanah basah akibat embun menusuk indera penciumanku. Keharumannya menerawang kalbu, sungguh menghipnotisku dan memberikan ketenangan hingga menembus ke permukaan dinding paru - paruku. 

Langkahku gontai menyusuri jalan setapak yang sangat asing bagiku. Pijakanku menyebabkan bunyi ranting dan daun kering bertalu - talu dikeheningan suasana pedesaan nan asri. 

Sinar mentari dengan giatnya berusaha menyelinap masuk ke dalam hamparan hutan belantara untuk menyampaikan fungsinya dalam prosesi fotosintesa untuk setiap pepohonan besar maupun kecil yang tumbuh liar di seantero hutan yang dikendarai oleh sang penguasa alam raya ini. 

Suara merdu burung – burung aneka warna nan mempesona melambaikan sayap – sayap kecilnya dan mengundang kemeriahan habitat di hutan liar ini, sepertinya mereka ingin ikut serta mengiringi perjalanan santaiku pagi ini.

Kesemarakan bunga – bunga cantik mempertontonkan kemolekannya, menonjolkan duri, daun dan batangnya yang hijau kecoklatan dengan riang gembira memukau setiap kupu-kupu dan lebah untuk hinggap dan menghisap madunya, keelokannya merupakan sebuah karya tangan sang pencipta yang tidak dapat disejajarkan dengan hasil yang dikerjakan oleh tangan manusia sekalipun. 

Gemericik aliran sungai yang damai mengundangku untuk mendekatinya dan berinteraksi dengan habitat di sekelilingnya. Ikan – ikan ikut menari menyombongkan siripnya dan kelenturan tubuh mereka dalam menyelam. 

Sesekali mereka melompat keluar dengan lincahnya dari dalam air untuk sejenak mengucapkan terima kasih atas kehidupan yang diberikan oleh sang Khalik atas pagi yang cerah ini.

Ya, hari ini adalah kepindahan kami ke sebuah desa terpencil bernama Banyumanis,  karena ayahku dipindahtugaskan oleh instansinya. Rumah baru yang kami tempati, terletak di tengah desa. 

Memiliki pekarangan yang luas. Rumah ini seperti perpaduan model rumah Jawa dengan sentuhan unsur Belanda klasik. Dengan balutan cat berwarna biru laut, dihias beberapa pasang jendela bergaya Belanda kuno. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline