Lihat ke Halaman Asli

Benny Tjundawan

Pemilik Maale

Pohon Beracun yang Berbuah Lebat

Diperbarui: 9 Agustus 2017   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon Beracun Yang Berbuah Lebat

 by, Benny Tjundawan

Suatu malam ratusan abad yang lalu, di tengah-tengah hutan raya. Berteriaklah pohon beracun kepada pohon jambu yang berbuah di kejauhan:

"Berbahagialah engkau yang memberi makan kepada kelelawar-kelelawar yang datang. Engkau tidak menanggung derita karena buah-buah yang engkau hasilkan, dan benih-benihmu dibuka oleh mereka yang datang, sehingga dapat tumbuh jauh di tempat-tempat yang belum pernah engkau kunjungi. Disana benih-benihmu juga akan berbahagia tumbuh menjadi dirimu sendiri."

Pohon beracun itu terlihat sangat kesakitan setiap kali angin datang meniup. Ranting-rantingnya merunduk diberatkan oleh lebatnya buah yang dihasilkannya sendiri.

Tidak ada binatang yang berani memakan buahnya karena sangat beracun.

Buah-buahnya yang matang jatuh dengan sendirinya di dekatnya. Benih-benihnya yang kecil juga ikut menderita, mereka yang tumbuh harus berdesak-desakan dalam luasnya hutan raya.

Hingga suatu pagi, berkunjunglah seorang peneliti buah ke hutan raya tersebut. Didapati pohon beracun itu. Buahnya diambil untuk diteliti.

Peneliti itu berhasil memisahkan getahnya yang beracun dari daging buahnya. Daging buah itu kemudian diolah menjadi manisan yang lesat.

Dilain waktu peneliti itu datang lagi dengan keranjang-keranjang untuk memetik buah-buah dari pohon beracun itu.

Dilain waktu lagi, murid-muridnya yang datang ke hutan tersebut untuk memetik buah dari pohon-pohon beracun yang tumbuh di sana, mengumpulkan benih2 nya untuk dibawa pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline