Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Angkringan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika kita membicarakan fenomena sosial yang menghiasi kota besar, pasti tidaklah terlepas dari fenomena bertaburnya PKL (Pedagang Kaki Lima), tidak sulit menemukan PKL di jalan , karena setiap sudut jalan atau komplek pertokoan, ataupun fasilitas-fasilitas umum, dapat dengan mudah kita jumpai PKL. Fenomena PKL bukanlah hal baru bagi masyrakat, mereka seakan-akan sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan sosial di dalam masyarakat. Latar belakang yang beragam, tuntutan hidup untuk terus bertahan di tengah-tengah kondisi global dan modern yang membuat harga berbagai macam kebutuhan menjadi mahal, sulitnya mencari pekerjaan dan lain sebagainya, adalah sebagian dari berbagai macam alasan mengapa orang lebih memilih menjadi PKL daripada mencari pekerjaan lain. PKL pun juga beragam, ada yang berjualan soto, nasi goreng, sea food, dan macam lainnya.

Khusus di Kota Yogyakarta sendiri ,tidaklah sulit menemukan PKL di jalanan, namun ada yang unik dari PKL yang ada kota gudeg ini. Dikala malam banyak kita temukan pedagang angkringan yang menyajikan makan serba seribu. Angkringan adalah semacam PKL yang menjual nasi kucing dan berbagai macam gorengan serta minuman. Nama nasi kucing bukan dikarenakan makan bersama kucing atau nasi bekas kucing, alasan mengapa dijuluki nasi kucing karena porsi nasinya yang sedikit seperti makanan kucing. Itulah sejarah sebutan untuk makan khas angkringan.

Untuk membedakan antara angkringan dan PKL yang lainnya sangatlah mudah. bentuk umumnya angkringan adalah gerobak yang beratapkan terpal dan makanan yang telah tersaji diatas gerobak diterangi lampu minyak menjadi ciri khas dan membedakan dari PKL lain.

Keberedaan angkringan sendiri bagi penduduk kota Yogyakarta sangatlah membantu, selain tempat nongkrong yang murah meriah angkringan menjadi solusi bagi mahasiswa Yogyakarta untuk memperoleh makanan. Para mahasiswa merasa mudah dalam mencari makan apalagi pada saat tengah malam ketika sulit mencari warung makan karena banyak yang sudah tutup, maka angkringan adalah salah satu alternatif yang membantu. Kemudahan yang ditawarkan berupa makan yang telah disajikan sehingga masyarakat tanpa perlu menunggu lama untuk menyantapnya, kelebihan lain yang ditawarkan adalah harga yang terjangkau bagi masyarakat golongan menengah kebawah, terutama bagi mahasiswa di akhir bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline