Poto : Nelayan Kubu Raya yang sedang menangkap ikan disekitaran Mangrove beberapa waktu lalu. Dok. Street outdoors photografy Kalimantan barat memiliki tiga per empat wilayah Pesisir dan DAS. banyak masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan bertani. keaneka ragaman hayati seakan menjadikan berkah bagi kita semua. Namun hal itu telah berubah seiring perkembangan jaman, masuknya investasi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat menjadi masalah. Mangrove adalah tanaman yang tumbuh di pesisir dan DAS sebagai benteng pertahanan dari banjir dan abrasi, juga sebagai habitat hewan air berkembang biak. banyak nelayang yang memanfaatkannya sebagai tempat menangkap ikan dsb. namun masih banyak sebenarnya yang bisa dimanfaatkan dari mangrove selain sebagai sumber tangkap nelayan, dan benteng dari bencana alam antara lain daunnya bisa dijadikan kripik, buahnya bisa dijadikan syrup, batangnya bisa dijadikan obat gosok masuk angin penganti minyak kayu putih, dan kayu bakar oleh masyarakat. Pemerintah yang terkait sudah pernah melakukan penyuluhan tentang pemanfaatan mangrove di beberapa desa namun belum maksimal dalam hasilnya dikarenakan kurangnya kontrol dan pembinaan secara tuntas hingga masyarakat bisa sadar dan mandiri. Perambahan hutan pesisir dan penggundulan mangrove makin kian mengancam, hal ini disebabkan oleh investasi yang terus masuk dan kurangnya tangap pemerintah dalam hal monitoring dan evaluasi. Keadaan demikian menyebakan daerah pesisir dan DAS mengalami ketertinggalan jauh dengan wilayah daratan. perubahan iklim yang tak menentu dan semakin berkurangnya hasil tangkapan memaksa nelayan harus bekerja ekstra dalam bertahan hidup. jumlah tangkapan yang menurun disebabkan oleh alat tangkap yang terbatas dan masih sederhana, serta harga jual yang rendah. Perlu adanya perhatian khusus wilayah pesisir dan DAS dari semua kalangan khusunya pemerintah kalimantan barat. marilah kita mulai dari sekarang untuk bergerak tiada kata terlambat selagi kemauan dan kesadaran kita akan pentingnya lingkungan bagi keberlanjutan hidup anak cucu dimasa depan. (I-O)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H