Lihat ke Halaman Asli

Benny Murdani

Mahasiswa/ IKIP PGRI Pontianak

Dinamika Sikap Pragmatisme dan Hedonisme: Tren di Kalangan Anak Muda Indonesia

Diperbarui: 15 Januari 2024   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah perubahan sosial dan budaya yang pesat, muncul tren baru yang semakin mencuat di kalangan anak muda Indonesia: sikap pragmatisme dan hedonisme. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan perubahan nilai-nilai generasi muda, tetapi juga menciptakan paradoks unik dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai dinamika dua sikap ini dan dampaknya terhadap masyarakat. 

Pragmatisme: Menyeimbangkan Idealisme dan Kehidupan Nyata

Pertama-tama, pragmatisme muncul sebagai reaksi terhadap kompleksitas kehidupan modern. Anak muda Indonesia semakin cenderung menggabungkan idealisme mereka dengan kebutuhan praktis sehari-hari. Di era digital ini, mereka belajar untuk menjadi lebih efisien dalam mencapai tujuan mereka. Pragmatisme mencerminkan semangat adaptasi terhadap perubahan dan tekad untuk meraih kesuksesan dalam realitas yang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Hedonisme: Mengejar Kebahagiaan Tanpa Batas

Di sisi lain, hedonisme memainkan peran penting dalam cara anak muda mengekspresikan kebebasan dan mencari kebahagiaan. Mereka menolak norma-norma sosial yang kaku dan merangkul pengalaman yang memberikan kepuasan instant. Aktivitas sosial, perjalanan, dan hobi menjadi alat untuk mengejar kenikmatan hidup tanpa memandang batasan tradisional.

Pertemuan Paradoks: Bagaimana Keduanya Bersatu

Menariknya, pragmatisme dan hedonisme tidak selalu saling eksklusif. Anak muda Indonesia cenderung menemukan keseimbangan antara mencapai tujuan dan menikmati kehidupan. Mereka memahami bahwa hidup bukan hanya tentang bekerja keras, tetapi juga tentang merayakan kesuksesan dan menikmati momen kecil.

Dampak Terhadap Masyarakat

Tren ini memberikan dampak yang signifikan pada dinamika sosial. Masyarakat yang lebih terbuka terhadap perubahan nilai dan norma baru ini menciptakan ruang untuk kreativitas dan inovasi. Namun, di sisi lain, mungkin juga menimbulkan tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kohesi sosial.

Apa yang Dapat Kita Pelajari?

Dalam menghadapi tren pragmatisme dan hedonisme ini, penting untuk memahami bahwa perubahan adalah bagian alami dari perkembangan masyarakat. Anak muda Indonesia tidak hanya menciptakan identitas baru, tetapi juga membentuk masa depan yang lebih dinamis. Sebagai masyarakat, kita perlu mendorong dialog dan pemahaman yang lebih baik antara generasi yang berbeda agar kita dapat tumbuh bersama sebagai bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline