Lihat ke Halaman Asli

Benny Eko Supriyanto

Aparatur Sipil Negara (ASN)

Ini Alasan Sebaiknya Tunda Berikan Smartphone pada Anak

Diperbarui: 28 Agustus 2024   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Penggunaan Smartphone pada Anak (Sumber: freepik.com)

Di era digital ini, smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang tua memberikan smartphone kepada anak-anak mereka di usia dini dengan alasan kemudahan komunikasi, akses ke informasi, atau bahkan sebagai sarana hiburan. Namun, ada alasan kuat mengapa sebaiknya penggunaan smartphone ditunda hingga anak mencapai usia SMA.1. Pengaruh Negatif Terhadap Perkembangan Mental dan Emosional

Anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan memiliki kapasitas mental dan emosional yang belum matang. Paparan terlalu dini terhadap smartphone dapat menyebabkan masalah seperti kecanduan teknologi, kurangnya kemampuan untuk mengelola emosi, dan gangguan perhatian. Media sosial, yang sering diakses melalui smartphone, juga dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat dan menurunkan rasa percaya diri anak. Akibatnya, anak dapat mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.

2. Gangguan pada Perkembangan Sosial

Interaksi sosial secara langsung merupakan aspek penting dalam perkembangan anak. Namun, anak-anak yang terlalu dini diberikan smartphone cenderung lebih suka berkomunikasi melalui layar daripada berinteraksi langsung dengan teman sebaya atau anggota keluarga. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat, memahami isyarat non-verbal, dan berempati terhadap orang lain. Anak yang terlalu bergantung pada komunikasi digital dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan situasi sosial di dunia nyata.

3. Risiko Paparan Konten yang Tidak Sesuai

Internet menyediakan akses tak terbatas ke berbagai jenis informasi, termasuk konten yang tidak sesuai untuk anak-anak. Meski ada fitur kontrol orang tua, tetap ada risiko anak mengakses konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi, atau informasi yang menyesatkan. Anak-anak belum memiliki kemampuan kritis untuk menyaring informasi yang mereka temui, sehingga mereka bisa menjadi korban manipulasi atau terpapar pada ideologi yang berbahaya.

4. Pengaruh Terhadap Kesehatan Fisik

Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik anak. Posisi tubuh yang tidak ergonomis saat menggunakan smartphone, seperti membungkuk atau menunduk dalam waktu lama, dapat menyebabkan masalah postur seperti skoliosis. Selain itu, paparan layar yang berlebihan bisa mengganggu pola tidur anak, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Radiasi yang dipancarkan oleh smartphone juga menjadi kekhawatiran terkait risiko kesehatan jangka panjang.

5. Pengalihan Fokus dari Kegiatan yang Lebih Produktif

Masa kanak-kanak dan remaja adalah periode penting untuk mengembangkan keterampilan dan minat di luar teknologi, seperti olahraga, seni, dan membaca. Pemberian smartphone di usia terlalu dini bisa mengalihkan perhatian anak dari kegiatan-kegiatan ini, yang sebenarnya lebih bermanfaat untuk perkembangan kognitif dan fisik mereka. Anak-anak yang terlalu fokus pada smartphone mungkin menjadi kurang aktif secara fisik dan kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka secara lebih luas.

Memberikan smartphone kepada anak-anak sebaiknya ditunda hingga usia SMA, ketika mereka sudah lebih matang secara mental, emosional, dan sosial. Pada usia ini, mereka diharapkan sudah memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengelola waktu, berinteraksi dengan bijak di dunia maya, serta memilah informasi yang mereka konsumsi. Orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi dan membimbing anak-anak mereka, memastikan bahwa teknologi digunakan secara bijaksana dan tidak menghambat perkembangan anak. Dengan menunda pemberian smartphone, orang tua memberikan anak-anak mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat dan seimbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline