Lihat ke Halaman Asli

Benny Eko Supriyanto

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Bahasa dan Identitas Budaya di Era Globalisasi

Diperbarui: 8 Agustus 2024   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Bahasa dan identitas budaya (Sumber: freepik.com)

Bahasa dan Identitas Budaya: Peran Bahasa dalam Membentuk Identitas Budaya Suatu Kelompok serta Upaya Pelestarian Bahasa Daerah di Era Globalisasi

Bahasa adalah elemen esensial dalam kehidupan manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan ekspresi. Namun, bahasa juga memegang peran yang lebih mendalam dalam membentuk identitas budaya suatu kelompok. Identitas budaya merupakan sekumpulan nilai, norma, dan tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Dalam konteks ini, bahasa berfungsi sebagai penjaga warisan budaya dan sebagai penanda identitas bagi suatu komunitas. Di era globalisasi, di mana arus informasi dan budaya dari berbagai belahan dunia begitu deras, pelestarian bahasa daerah menjadi tantangan yang memerlukan perhatian khusus.

Peran Bahasa dalam Membentuk Identitas Budaya

Bahasa adalah cermin budaya. Melalui bahasa, kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengekspresikan cara pandang, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok budaya. 

Misalnya, dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai ungkapan dan peribahasa yang mencerminkan kebijaksanaan lokal dan pandangan hidup masyarakat. Kata-kata seperti "gotong royong" dan "musyawarah" mencerminkan nilai-nilai kolektivitas dan kebersamaan yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan tradisi dan adat istiadat. Cerita rakyat, legenda, dan mitos yang diceritakan dari generasi ke generasi biasanya menggunakan bahasa asli yang kaya akan makna dan simbol. 

Melalui cerita-cerita ini, identitas budaya suatu kelompok dapat terus hidup dan diwariskan, meskipun zaman terus berubah.

Tantangan Pelestarian Bahasa Daerah di Era Globalisasi

Globalisasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal bahasa. Bahasa-bahasa dominan seperti Inggris, Mandarin, dan Spanyol semakin mendominasi komunikasi global, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, maupun teknologi. 

Fenomena ini mengakibatkan bahasa daerah terpinggirkan dan bahkan terancam punah. UNESCO mencatat bahwa setiap dua minggu, satu bahasa di dunia menghilang, dan sebagian besar dari bahasa-bahasa ini adalah bahasa daerah yang tidak memiliki dukungan kuat dari pemerintah atau masyarakatnya sendiri.

Pergeseran bahasa ini sering kali terjadi karena faktor ekonomi dan sosial. Orang tua lebih cenderung mengajarkan bahasa yang dianggap memiliki nilai ekonomi tinggi kepada anak-anak mereka, sementara bahasa daerah dianggap kurang berguna dalam konteks global. Selain itu, urbanisasi dan migrasi juga menyebabkan orang meninggalkan bahasa daerah mereka demi bahasa yang lebih umum digunakan di tempat tinggal baru mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline