Saat membuka media sosial, saya beberapa kali melihat video tentang anak-anak yang dianggap kelewat batas melanggar etika di tempat umum. Entah itu melompat-lompat di kursi kereta, menangis di bioskop, tantrum di super market, maupun mendorong anak lainnya di taman bermain.
Sesungguhnya video jenis ini tidak begitu nyaman untuk ditonton. Setelah dijadikan konten, biasanya anak-anak itu akan jadi obyek umpatan warganet. Padahal, belum tentu kegaduhan itu sepenuhnya salah sang anak.
Kendati demikian, saya tidak setuju jika anak-anak dibiarkan begitu saja bertingkah di tempat umum hingga mengganggu ketertiban. Apalagi jika sampai orang tua dari anak tersebut tak peduli urusan orang lain dan berprinsip," Namanya juga anak-anak."
Biar bagaimana pun, orang tua harus memikul tanggung jawab atas perilaku anaknya. Orang tua harus bisa membekali anak mereka dengan pemahaman dasar etika di tempat umum.
Banyak cara untuk melatih anak-anak mematuhi aturan dasar di tempat umum. Kita bisa mencari materinya di Internet. Walaupun pada praktiknya, setiap anak memerlukan penanganan berbeda untuk memahami etika di tempat umum.
Dulu, ketika kecil saya diajari etika oleh orang tua saya cukup dengan pengetahuan lisan. Selebihnya saya tahu sendiri dari majalah dan buku anak-anak. Lain halnya dengan anak saya. Kami harus membuat simulasi dulu untuk melatih apa yang boleh dan tidak saat masuk ke bioskop, ke mall atau bahkan sekadar bertamu.
Apapun caranya, yang perlu disadari orang tua adalah pendidikan etika kepada anak adalah penting dan memiliki kesabaran yang cukup.
"Ajarkan etika pada balita dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Orang tua juga harus memiliki kesabaran ekstra ketika mengajarkan etika pada anak, karena waktu yang dibutuhkan juga tidak sebentar," ujar David Lowry, Ph.D. psikolog klinis yang fokus pada pendidikan di New York, Amerika Serikat.
Karena kini banyak orang tua yang sama-sama sibuk bekerja, tak heran jika pendidikan etika sejak dini jadi terabaikan. Padahal saat anak dianggap tidak mengenal sopan santu, orang pertama akan berkomentar," Anaknya siapa sih? Orangtuanya nggak ngajarin apa ya?"