Saat saya memasuki arena acara Sahabat Tambang bertajuk Mining For Life (Tambang untuk Kehidupan) di pelataran Museum Geologi, Bandung, pada Sabtu (19/01/19), ada sejumlah wahana interaktif yang terbilang menyenangkan. Semua terkait dengan dunia pertambangan, tentunya.
Salah satunya adalah wahana voting dengan tulisan besar "Apa Yang Ingin Kamu Ketahui Tentang Tambang?" di bagian atasnya. Di sini, pengunjung diminta untuk memasukkan bola plastik kecil berwarna merah ke salah satu tabung dari lima pilihan yang tersedia. Dalam dua jam saja langsung terlihat hasil, pengunjung ingin tahu tentang dampak lingkungan dari pertambangan.
Ihwal tersebut, sudah disadari betul oleh Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesian Mining Association (IMA). Seperti dilansir siaran pers IMA, Tony Wenas selaku Sekretaris Jenderal IMA menyatakan selama ini memang masih banyak pihak yang menilai industri tambang sebagai kegiatan lingkungan semata.
Padahal, kegiatan eksploitasi dan eksplorasi tambang selalu disertai dengan kegiatan pengelolaan lingkungan, seperti reklamasi. Selain itu, industri tambang mampu memberikan manfaat ekonomi langsung dari penjualan komoditas tambang. Apalagi, mineral tambang yang dihasilkan juga bakal menjadi bahan dasar bagi pembuatan bermacam produk dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Ketua IMA Ido Hutabarat dalam pembukaan acara Mining For Life mengungkapkan, acara yang digelar tersebut merupakan gambaran dari kedekatan dunia pertambangan dengan keseharian hidup masyarakat. "Diharapkan bisa memberikan gambaran positif mengenai pertambangan melalui peran dan praktik-praktik pertambangan yang benar dan berkelanjutan," ungkap Ido.
Sementara itu, di sesi media briefing, Anita Avianty selaku Ketua Komite Public Relation IMA merinci gelaran acara Mining for Life, mulai dari pameran, aneka lomba, diskusi CEO perusahaan tambang dan pimpinan media massa, hingga pentas musik dari band ternama untuk menghibur masyarakat, seperti Mocca dan Angel Percusion.
Seperti apa sih acara ini sebenarnya? Memang bukan perkara mudah untuk membuka wawasan masyarakat awam untuk mengetahui sejauh mana peran tambang bagi kehidupan. Setidaknya, itu bisa dilihat dari permainan pertama setelah melewati pintu masuk acara.
Pengunjung langsung melihat papan game berisi tulisan sejumlah hasil tambang dan produk keseharian. Pengunjung dapat ikut berpartisipasi main game tersebut dengan mengambil benang wol, lalu menghubungkan setiap kata yang berhubungan sepengetahuan mereka. Misalnya, hasil tambang yang biasa dihasilkan perusahaan tambang besar seperti PT Freeport Indonesia berupa emas, perak atau tembaga kemudian dikaitkan dengan produk yang kita kenal seperti sim card, peralatan makan, perhiasan, hingga kendaraan bermotor.
Mengingat banyak anak-anak yang berkunjung, tak sedikit yang kebingungan menghubungkan sehingga harus bertanya kepada orangtuanya. Tapi bukan soal salah atau benar, yang penting perlahan mereka sebenarnya mulai memahami bahwa hasil tambang memang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia.
Dan, untuk mengetahui jawaban dari game tersebut, bisa ditemukan pada kubus-kubus yang tersusun di tangga pintu masuk Museum Geologi. Dari sini, mereka yang mengikuti game tadi bisa mengukur pengetahuan mereka tentang hasil tambang dan manfaatnya.
Masih di venue bagian luar, terdapat spot-spot selfie yang menarik berlatar haul truck maupun gerobak tambang. Sehingga pengunjung tetap merasa senang di lokasi acara kendati cuaca cukup panas.
Hadirnya maskot Sahabat Tambang juga membuat suasana jadi menyenangkan untuk pengunjung. Anak-anak juga merasa betah di lokasi karena terdapat partisi mewarnai yang luas berisi ilustrasi dunia tambang.
Masuk ke dalam Museum Geologi, terdapat ruang pamer finalis foto jurnalistik terkait dunia tambang. Banyak informasi yang didapat dari jepretan para fotografer handal, mulai dari aktivitas penambang besar hingga penambang rakyat.
Sebenarnya, sebagian besar koleksi Museum Geologi sendiri memiliki keterkaitan langsung dengan dunia pertambangan. Maka, sangat cocok jika agenda IMA ini digelar di sini.
Panggung hiburan di halaman Museum Geologi sudah diisi band sejak siang. Tapi acara puncak baru digelar setelah lepas senja. Selain penampilan grup band Mocca dan Angel Percussion, juga tampil para peserta lomba vlog stand up commedy dari berbagai daerah.