Kuatnya pengaruh media sosial makin membuka sebagian dunia yang selama ini dianggap tertutup bagi awam. Sebut saja dunia militer dan kepolisian. Semula setiap kejadian internal di sana, masyarakat hanya tahu kulitnya saja. Namun seiring menguatnya media sosial, netizen jadi tahu sampai ke beberapa bagian dalamnya. Sehingga tak jarang akhirnya membuat netizen terus penasaran dan mencari tahu sampai ke akarnya setiap ada kasus yang muncul di dalam dua institusi negara tersebut.
Dua berita yang cukup menyedot perhatian netizen saat ini adalah tewasanya anggota Pasukan Khas TNI AU Praka Yudha Prihartanto dan taruna Akpol Brigdatar Mohammad Adam. Pemberitaan tewasnya Praka Yudha yang semula disebabkan karena utang, kemudian bergeser setelah netizen mengungkap sejumlah kejanggalan. Ditambah lagi beredarnya beberapa foto, entah darimana sumbernya, mendeskripsikan kekerasan yang diterima Praka Yudha. Begitu pula dengan berita tewasnya Brigdatar Adam yang semula karena sesak napas, melebar hingga ke arah kriminalitas.
Dari sebuah akun di Instagram yang saya ikuti, ada dua kubu yang saling bersitegang tentang tewasnya Praka Yudha. Kubu pertama, tetap bersikukuh bahwa hal tersebut merupakan kewajaran dalam proses pembinaan militer di PasKhas. Kulit yang tampak mememerah di badan Praka Yudha seperti terlihat di foto disebabkan 'kerok setan' yang bakal diterima oleh prajurit Paskhas. Pembinaan itu kabarnya terkait dengan utang Praka Yudha sebesar Rp17 juta ke sebuah koperasi, lalu prajurit tersebut bunuh diri. Kubu Kedua, mengungkap rumor bahwa ada kisah cinta terlarang antara Praka Yudha dengan isteri orang dari kalangan perwira, sehingga menampik pemberitaan tentang bunuh diri.
Kasus Praka Yudha ini makin hari kian blunder di kalangan netizen. Apalagi selama seminggu terakhir ini tidak ada pemberitaan tindak lanjut dari pihak TNI AU. Tidak heran jika akun-akun pemberitaan tidak resmi menggoreng kasus ini terus menerus dan bisa saja menyesatkan opini awam. Bahkan belum keluar rilis resmi dari Dinas Penerangan AURI, sudah beredar lebih dulu kabar dari sebuah akun medsos ihwal akan digalinya makam Praka Yudah untuk proses otopsi.
Berbeda dengan yang terjadi pada Praka Yudha, berita tewasnya Brigdatar Adam menurut netizen dianggap ditangani lebih serius dan cepat. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya laporan resmi kronologi tewasnya taruna Akpol tersebut, Sabtu lalu (20 Mei). Bahkan nama tersangka utama pun sudah keluar dari Kapolda Jawa Tengan Irjen Condro Kirono.
Kejelasan dan kecepatan penanganan kasus hilangnya nyawa seperti ini, langsung menutup spekulasi serta rumor yang beredar di kalangan netizen. Secara tidak langsung bahkan menyelamatkan citra Akpol dan Polri itu sendiri. Belajar dari hal tersebut, semestinya pihak TNI AURI juga melakukan penyelidikan yang tuntas pada kasus Praka Yudha. Jika memang ada tiga perwira muda yang terlibat seperti yang diberitakan, beritakan pula secara resmi tindakan dan proses yang sedang dilalui. Semakin cepat, akan makin baik bagi instituasi TNI AU itu sendiri. Jika tidak, netizen akan semakin ingin tahu alias kepo, menyebar opini masing-masing, dan akhirnya banyak pihak yang terus membuat kasus ini makin keruh dan merembet ke mana-mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H