Lihat ke Halaman Asli

Benny Rhamdani

TERVERIFIKASI

Kreator Konten

Razia Warteg, Saatnya Ulama Berperan Aktif

Diperbarui: 15 Juni 2016   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa malam lalu saat  tarawih, sang Imam menyinggung tentang razia warteg di dalam ceramahnya. Menurutnya, yang dirazia bukan hanya pemilik warung, tapi pembeli yang muslim dan tidak sedang berhalangan puasa. Saya langsung berpikir, bagus juga idenya. Tapi saya juga berpikir betapaa ribeutnya nanti memeriksa dia sedang berhalangan puasa atau tidak? Bagaimana jika yang membeli adalah pembantunya dari majikan yang sedang tidak puasa?   

Saya menghargai ide itu. Setidaknya sebagai seorang ulama sudah mau memberikan ide solusi. Sebab selama ini kok polemik razia warteg ini rasa-rasanya sepi dari keterlibatan ulama. Sementara polemik ini bergulir di bulan suci Ramadan. 

Setahu saya, ulama  memiliki  keilmuan agama secara normatif dan  ilmu akidah sehingga bisa memberikan rasa nyaman alias pengayoman yang baik bagi masyarakat. Ulama juga mampu memberikan penjelasan tentang ummatan wasathan yang baik pada masyarakat. Ulama juga memegang peranan penting dalam membantu pemerintah menjaga moralitas umat.

Tidak ada salahnya jika selama Ramadan peran ulama kian ditingkatkan. Tidak melulu berceramah di atas mimbar muapun di atas kertas, tapi juga blusukan memberikan dakwah ke lapangan. Mungkin saja karena himpitan ekonomi dan harus bekerja siang malam, ada warga yang tidak sempat mampir ke masjid. Saya membayangkan gerakan ulama blusukan  ke perkampungan warga ini digencarkan, seperti Umar bin Khattab dulu. 

Jika tidak bisa dilakukan sendiri, ulama bisa merangkul komunitas yang sekarang bertebaran. Ulama juga bisa bergandeng tangan dengan pemerintahan setempat. Tidak perlu menunggu dipanggil, langsung saja menawarkan diri sebab sekarang perlu sekali ulama yang mau berperan aktif. Masalah-masalah sosial seperti kenakalan remaja, saat ini bukan hanya soal materi, tapi juga moral yang harus melibatkan ulama untuk membantu memecahkan masalahnya.

Saya ingat  (Alm) Ustad Jeffry merupakan salah satu ustad yang rajin blusukan ke  gang–gang sempit Ketika dakwah dilaksanakan dengan cara blusukan, setiap lapisan masyarakat lebih mudah tersentuh. Tentu dengan bahasa dan bobot materi yang ringan serta mudah diserap sehingga dapat diaplikasian di kehidupan sehari-hari. Mungkin almarhum barulah sekelas ustad, belum ulama, tapi metodenya bisa dipakai juga oleh ulama hingga dai.

Dalam masalah razia warteg,  tidak akan jadi pembicaraan berkepanjangan jika para ulama dilibatkan sejak awal. Dimulai dari dakwah maupun himbauan untuk para pedagang warteg. Siapa tahu hatinya tergugah, mau membuka warungnya di waktu menjelang buka maupun saat sahur. Siapa yang berani melawan ulama yang berdakwah dengan tenang dan wawasan ilmu keislaman luas. 

Jika memang masih belum ada kesadaran untuk menggeser waktu buka warteg, lalu pemerintah bermaksud merazia, libatkan pula ulama agar kedua pihak tetap tenang dan tidak terjadi kekacauan. Lalu kepada media, ulama pun bisa menjelaskan keadaan dari sudut pandang islam. Sebab masalah razia warteg ini terjadi di bulan puasa dan berbasis alasan menghormati orang yang berpuasa.

Semoga saja ulama Indonesia dengan seluruh aktifvs dakwah bisa berperan aktif di ranah kemasyarakat lebih  luas lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline