[caption caption="Brigadir Ian Aditya kerap kena getah pengguna akun palsu foto dirinya. (foto: istimewa)"][/caption]
Brigadir Ian Aditya tak menyangka sama sekali jika fotonya dibajak di media sosial hingga angka melampaui 900 akun. Polisi yang berdinas di Polres Donggala, Polda Sulawesi Tengah ini, baru mengetahui data tersebut setelah dihubungi pihak komunitas Waspada Scammers Cinta (WSC).
"Mereka mendapatkan 900-an akun palsu yang menyalahgunakan foto saya dengan menggunakan nama saya. Ada juga akun palsu atas nama orang lain tapi tetap memakai foto saya di medsos. Saya kaget dan spontan kesal. Setelah mengetahui data WSC itu, saya pun tergelitik untuk memerangi akun akun palsu itu. Namun sampai saat ini akun-akun palsu itu memang susah dimusnahkan karena cara membuat akun baru di medsos sangat mudah," tutur pria lajang kelahiran 20 Desember 1987 ini, saat saya temui di Bandung beberapa waktu lalu.
Menurut Ian, saat satu akun palsu dimusnahkan, maka akan muncul sepuluh akun palsu baru. "Tapi saya tetap semangat untuk membereskan masalah ini karena ini menyangkut nama baik saya dan nama baik instansi kepolisian. Selain dari WSC, ada pula laporan dari pihak yang hampir tertipu dan langsung menginfokan ke akun resmi saya," papar pemilik akun Instagram ian_aditya_ntd ini.
[caption caption="Foto Ian Aditya yang sering dipakai pembajak. (Foto: Istimewa)"]
[/caption]
Ian mengaku sempat beberapa kali kena getah penipuan melalui medsos yang memakai fotonya. "Ada puluhan korban yang tahu-tahu menghina dan memaki saya di medsos. Di antara mereka kebanyakan wanita karir, pengusaha, TKW, ibu rumah tangga, dan PNS, Pernah ada seorang dosen pendidikan S2 sampai bela-belain menelusuri saya. Dia berkata jujur telah jatuh cinta sejak pertama kenal akun palsu yang memuat foto saya. Dosen itu sekarang sudah nikah, dan kami jadi berteman," kata pria yang sering membuat puisi dan lagu, lalu diposting di akun medsosnya.
Tak hanya memakinya di media sosial, bahkan laporan kepada kantor polisi pun sampai juga. "Sudah puluhan wanita melapor secara lisan di Polres Donggala. Baru tiga orang yang mau membuat laporan tertulis di Polda Sulteng. Sudah tiga kali juga saya di periksa propam Polda Sulteng. Namun bukti yang mereka berikan itu tak satu pun mengarah pada saya. Karena memang saya tidak bersalah. Saya hanya difitnah oleh akun-akun palsu," kata polisi yang pernah menyabet juara lomba puisi saat masih pelajar ini.
Kejadian ini, meskipun melelahkan pria penggemar sepakbola ini, tapi berusaha disikapinya secara positif. "Semenjak itu, saya makin termotivasi ingin menunjukkan sosok yang lebih sabar ,tegar dan bisa memberikan dampak positif bahwa setiap perubahan yang baik itu akan selalu ada rintangan," tutup Ian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H