Lihat ke Halaman Asli

Benny Rhamdani

TERVERIFIKASI

Kreator Konten

Pekerjaan Editor Buku Bukan Hanya Melototin Naskah

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390625999777345167

[caption id="attachment_318071" align="aligncenter" width="419" caption="Editor buku juga harus piawai cuap-cuap. (dokpri)"][/caption]

Sering kali saya tersenyum kecut, ketika beberapa teman menyapa saya di sosmed dengan kalimat hampir sama," Lagi sibuk melototin naskah ya?". Wuah, padahal pekerjaan sebagai seorang editor buku yang saya lakukan tak cuman melototin naskah. Mungkin editor buku yang lain seperti itu.

Biar jelas, saya akan ceritakan pekerjaan saya lainnya di luar mengevaluasi naskah ya. Saya cuplik dari kegiatan saya Jum'at sore (24/1) lalu.

...

Lepas shalat ashar, saya harus bergegas meninggalkan kantor. Rekan saya di bagian promosi, Tiara, sudah menjadwalkan saya harus ikut promosi sebuah acara lomba penulisan cerpen untuk anak-anak. Pergilah saya dengan Tiara dan Moemoe, rekan editor lainnya yang juga punya kepentingan sesuai jobdesk-nya.

Kami menuju sebuah radio swasta di Bandung, Sonora FM di Gedung Kompas, Jl RE Martadinata. Setiba di lokasi, saya bertemu dengan  penulis yang akan menjadi juri lomba, Sri Izzati. Bergabung pula dua nara sumber dari pihak BNI sebagai sponsor lomba ini.

[caption id="attachment_318073" align="aligncenter" width="337" caption="Koreksi naskah bareng penulis di cafe. (dokpri)"]

13906261021746580890

[/caption]

Waktu yang tersisa menjelang acara sangat sedikit. Kami hanya diberi sedikit pengarahan oleh pasangan penyiar Sonora, Kang Sonson dan Mbak Yanti Rangkuti. Siap tidak siap saya harus siaran, mempromosikan even lomba. Posisi saya di lomba tersebut sebagai salah satu juri yang mewakili tempat saya bekerja.

Setelah siaran, bereskah? Belum.

Moemoe punya agenda untuk berdiskusi dengan Izzati yang bukunya sedang digarap. Kami melakukannya di Cafe Dakken di seberang Sonora. Saya tentunya ikut nimbrung memberikan beberapa masukan dan pertimbangan.

Urusan pekerjaan editor memang tidak harus melulu di kantor. Cafe bisa jadi alternatif. Apalagi bila penulisnya cukup sibuk, jadi editor harus bisa mengorbankan waktunya untuk pekerjaan kendati jam kerja sudah usai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline