Lihat ke Halaman Asli

Benny Rhamdani

TERVERIFIKASI

Kreator Konten

Warga Tiongkok Lebih Suka Bikin SIM di Korsel

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13983284691094908691

[caption id="attachment_333115" align="alignnone" width="630" caption="Korsel Diserbu Pemohon SIM asal Tiongkok. (foto: Dailymail)"][/caption]

Warga Tiongkok tak cukup puas dengan suguhan musik pop, drama TV, kosmetik dan fashion di Korea Selatan. Sekarang mereka berbondong-bondong menyerbu obyek lainnya di Negeri Ginseng itu,  yakni Surat Izin Mengemudi (SIM).

Di Tiongkok, warganya bisa menunggu sampai satu tahun untuk  mendapatkan  SIM dan harus membayar dua kali lipat dari yang mereka bayar di  Korsel sekitar $420. Itu sebabnya jumlah  pengunjung Cina yang mengambil tes mengemudi  di Korea Selatan terus meningkat.

"Sangat mudah untuk mendapatkan SIM di Korea Selatan dan cepat," kata Wang Yingfang, pemohon Cina 46 tahun di Korea Selatan. Bila sudah mendapatkan SIM di Korsel, Wang tinggal menukarkannya di Tiongkok, dan hanya melalui tahap tes tertulis.

Pemerintah Korsel pun telah mengubah aturan untuk para pemohon SIM.  Waktu latihan dipangkas tinggal 13 jam, termasuk 6 jam untuk praktik mengemudi. Hanya dibutuhkan satu minggu untuk mendapatkan SIM di sekolah-sekolah mengemudi yang ditunjuk pemerintah Korsel. Pemohon SIM bahkan dapat melakukan tes mengemudi di jalan raya di Korsel.

Proses pelajaran diberikan melalui komputer dengan bahasa Mandarin. Namun untuk pengantar instruktur, disediakan pula penerjemah. Nah, jika penerjemah berhalangan datang jadilah proses belajar mengajar menggunakan bahasa Tarzan. Tapi bagi warga Tiongkok itu bukan masalah besar.

Di sekolah mengemudi di pinggiran Seoul, 200 pelamar datang dari Tiongkok setiap  bulannya.   Tak heran jika tecatat  70.000 warga negara Tiongkok memiliki SIM dari Korea Selatan dalam masa tiga tahun terakhir.

"Aku akan memberitahu teman-temanku untuk datang ke sini," kata Gao Yiai, seorang ibu rumah tangga berusia  35 tahun dari provinsi Shandong,  sambil mengangkat  SIM barunya.

Bisnis SIM ini sepertinya bisa juga dilakukan di Indonesia. Apalagi biaya bikin SIM di Indonesia jauh lebih murah ketimbang di Korsel.  Sekalipun dengan kursus mengemudinya. Mungkinkah Kepolisian RI berminat menjalankan bisnis ini?

***
sumber: chinadaily.com.cn




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline