[caption id="attachment_385835" align="aligncenter" width="270" caption="Keran air siap minum di Taman Balai Kota Bandung. (foto: Benny) "][/caption]
Ketika ke Bologna, Italia, saya sempat merasa kehausan di dekat patung Neptunus. Teman saya mengingatkan saya agar minum air keran di bawah patung Neptunus. Mulanya saya ragu. Tapi ketika kemudian melihat seorang warga setempat minum air keran itu, saya kemudian mengikutinya.
Agak sedikt canggung. Tapi akhirnya saya bisa membasahi tenggorokan saya. Setelahnya, saya membayangkan air keran yang bisa diminum ini berada di lingkungan anak-anak beraktivitas, seperti di sekolah dan taman bermain.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 2014, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Bandung memberikan keran air siap minum sebagai hadiah ulang tahun Kota Bandung yang ke-204 untuk digunakan di Taman Balai Kota.
Saat peresmiannya pada September lalu, Direktur Utama PDAM Kota Bandung Pian Sopian mengatakan keran air siap minum sengaja dipersembahkan oleh PDAM untuk warga yang datang atau bermain melakukan kegiatannya di Taman Balai Kota.
Saya tahu sekali Taman Balai Kota sering juga dipakai anak-anak beraktivitas. Setidaknya, anak saya kerap berlatih pramuka dan taekwondo di sana.
PDAM memastikan warga yang rekreasi ke Taman Balai Kota dapat langsung minum atau mengambil air di keran tersebut. Keamanan airnya juga sudah dibuktikan dengan hasil lab yang menunjukan air tersebut aman untuk dikonsumsi,
Satu unit keran air siap minum ini bernilai sekitar Rp50 juta. Untuk keamanan, pihak PDAM menitipkan kepada petugas keamanan setempat. Serunya lagi, keran air siap minum di Balai Kota bukanlah pertama di Bandung. Sebelumnya juga ada di SMAN 2, SMP 2, BPI, dan Rumah Sakit Salamun.
Tentu saya bersyukur PDAM Kota Bandung memprioritaskan berdirinya keran air siap minum itu di lingkungan yang banyak anak-anak. Karena keberadaan keran air siap minum bisa mengedukasi anak-anak ihwal kebiasaan minum air yang sehat dan penyediaannya.
Mengapa Anak-anak?
[caption id="attachment_385840" align="aligncenter" width="311" caption="Minum air penting untuk mengganti cairan tubuh saat anak aktif. (foto: Benny)"]
[/caption]
Mengapa saya menyarankan air keran siap minum disediakan di lingkungan yang banyak anak-anak beraktvitas?
Tubuh anak yang aktif otomatis akan cepat kehilangan air. Sehingga perlu mengembalikan cairan tubuh yang hilang itu dengan minum air. Sayangnya, anak-anak lebih tergiur mengonsumsi minuman berasa di sekitar sekolah maupun taman. Padahal, minuman tersebut cenderung mengandung asupan gula yang berlebih sehingga mengundang kegemukan alias obesitas.
Menurut penelitan medis, kebutuhan anak-anak akan gula padahal hanya sekitar lima sendok per hari. Dan itu biasanya ada di dalam makanan juga. Sehingga, disarankan anak-anak lebih banyak minum air putih ketimbang air minum berasa.
Dengan kehadiran keran air siap minum, diharapkan pula kebiasaan sehat mengonsumsi air putih sebanyak delapan gelas per hari juga bisa diajarkan sejak dini.
Tempat paling aktif bagi anak-anak tentu saja di sekolah dan taman bermain. Kedua tempat itu juga relatif aman jika dibangun fasilitas keran air siap minum. Di sekolah pihak guru bis juga mengajarkan soal kebiasaan minum air putih. Sedangkan di taman kota, peran komunitas dan orangtua bisa dilibatkan lebih jauh untuk mengedukasi anak.
Setelah anak-anak teredukasi untuk membiasakan minum air putih dari sumber yang sehat, anak-anak akan dengan mudah diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan demi ketersediaan air sehat. Sebagai calon generasi masa depan, alangkah baiknya jika anak-anak diberikan pengetahuan tentang pelestarian air sehat, pengelolaannya, serta penjagaannya.
Alternatif
[caption id="attachment_385848" align="aligncenter" width="294" caption="Alternatif penyediaan air minum sehat di sekolah dengan disediakan dispenser pemurni air. (foto: Benny)"]
[/caption]
Tentu saja tidak harus menunggu keran air siap minum untuk memulai kebiasaan bagi anak-anak mengonsumsi air putih, mengingat biaya yang tidak sedikit. Cara lain adalah menyediakan fasilitas pemurni air minum yang jah lebih murah dibandingkan air galon.
Jika air galon harus diisi ulang bolak-balik dengan air yang juga dibeli setiap mengisinya, maka pemurni air minum cukup mengisi dengan air mentah yang sumbernya sama dengn air untuk dimasak.
Teknologi pemurnan air kini sudah canggih, mampu menghilangkan kotoran, menghilangkan parasit dan pestisida berbahaya, bahkan dengan 'programmed disinfection technology' mamp menghilangkan bakteri dan virus berbahaya yang tidak terlihat, serta membuat air jadi jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami.
Untuk beberapa lokasi sekolah yang masih sulit mendapat dukungan PDAM mendirikan keran air siap minum, bisa menyediakan permurni, seperti Pure It dari Unilever. Mungkin bisa bekerja sama dengan pemerintah agar mendapat harga yang murah.
Jika anak-anak sehat, masa depan bangsa ini akan lebih cerah, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H