Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com
Ia berdiri tepat ketika matahari sembuyikan bayangannya...Ia bersandar di tepian segala sisa yang terbuang...Menyulut kusam puntung rokok yang masih panjang...Lalu di hembuskannya asap putih ke udara...Berharap Tuhan pertemukan merah darahnya menjadi bendera...Berkibarlah , Katanya pada awan..."Bawa serta angin surga dan wangi kembang padaku...!Bersama belatung-belatung , Ia khidmat memberikan penghormatan... Ingin rasanya Ia menjadikan sampah kardus temuannya... Lalu menjadikannya sayap untuk menjenguk surga...Tetapi ribuan garis nasib banyak membentang , terlalu sulit untuk di lewati sekalipun hanya dalam angan...