Ingatan di tahun-tahun yang lalu di penghujung September daun-daun pohon di kota Brussels berjatuhan satu persatu, daun di musim gugur menghiasi jalan-jalan kota setelah angin tak berhenti berkejaran di sepanjang jalanan. Jalan itu terlihat indah dihiasi dengan berbagai warna daun. Saat itu udara masih terasa segar. Berjalan di Ibu kota Belgia ini menikmati aristektur nouveau karya arsitek Victor Horta adalah sebuah pengalaman yang penuh rasa seni bagi para pencinta keindahan arsitektur bangunan. Arsitektur yang dipenuhi kemewahan terlebih interior setiap gedung sangat flamboyan. Menikmati jalan dan gedung-gedung indahnya akan lebih nikmat ditemani sekaleng bir dan moules-frites (kerang rebus dan kentang) atau tambul dalam tradisi minum tuak batak. Brussels sungguh kota-kota yang sangat indah di penghujung bulan Semptember. Di penghujung bulan yang sama di bulan september di belahan bumi yang lain, belahan bumi yang tidak didatangi oleh musim gugur banyak manusia berguguran, tumbang satu persatu ke tanah, darah membanjiri dan mewarnai tanah. Suara tembakan dimana-dimana, jerit dan tangis tertahan dibawah laras. Pria-pria seketika lenyap dari desa-desa. Desas-desus dihembuskan, amarah menyelimuti udara, amarah yang tak tentu siapa tuannya. Hingga detik ini teror itu masih ada, hanya hadir dalam bentuk yang berbeda tapi mereka masih saling berhubungan. Aku menamainya gerakan di penghujung bulan September, ditandai hadirnya musim gugur di kota Brussels. Berjalan di Flea markets du Jeu de Balle yang selalu buka sepanjang tahun kau akan menemukan suatu bentuk ketidakberaturan dan kekacauan karena kau bisa menemukan barang bekas apapun disana,kalau kau ingin barang antik berjalanlah ke Rue Blaes dan Rue Haute toko itu akan memuaskan nafsumu akan kenangan masa lalu. Tapi di negeriku tidak akan banyak kau temukan toko antik, karena bangsaku ini begitu mudah lupa dengan masa lalu, ketidakberaturan dan kekacauan di masa lalu akan dengan mudah dimaafkan. Di penghujung bulan September daun-daun demokrasi berjatuhan di jalan-jalan kebenaran. Mungkin manusialah satu-satunya mahluk yang menghuni planet ini yang memiliki kehidupan emosional yang sangat rumit. Karena belum pernah saya lihat pohon mangga patah hati dan menangis tersedu-sedu sambil terduduk di tepi danau. Atau tentang beruang kutub yang jatuh cinta dan menari-nari diatas es dengan melompat-lompat kecil diatas satu kaki dengan tangan yang terentang dan sesekali berputar kecil dan tersenyum manis. Beruntunglah hanya kita manusia yang rumit kehidupan emosionalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H