Lihat ke Halaman Asli

Tahun Politik 2018, untuk Demokrasi yang Lebih Baik

Diperbarui: 5 Januari 2018   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salam Perjuangan! Tahun 2018 disebut-sebut sebagai tahun politik Indonesia. Ini karena pada bulan Juni 2018 nanti akan dihelat Pilkada secara serentak di 171 daerah. 

Apabila dibandingkan dengan Pilkada serentak Tahun 2017 lalu, Pilkada serentak Tahun 2018 ini diprediksi akan lebih semarak dinamika politik nya. Jika di tahun 2017 ada sebanyak 101 daerah yg melaksanakan Pilkada, di tahun ini akan ada helatan Pilkada secara serentak di 17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten; total 171 Pilkada. 

Banyaknya daerah yg akan melaksanakan Pilkada tentu saja menarik perhatian semua Partai Politik (Parpol) untuk menjadikan Pilkada serentak tahun 2018 ini sebagai ajang pemanasan menuju "perang politik" yg sesungguhnya yaitu PEMILU/PILPRES Tahun 2019 nanti.

Kenapa menarik?

Secara demografis Pilkada 2018 ini akan dilaksanakan di daerah yg memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yg besar seperti di Jawa Barat (32 jutaan orang), Jawa Tengah (28 jutaan orang) dan Jawa Timur (30 jutaan orang). Besarnya jumlah "jiwa pilih" menjadikan daerah-daerah tersebut sebagai "the most strategic region" yg harus dikuasai. 

Bagi Parpol yg Calon Kepala Daerah (Cakada) nya memenangkan Pilkada akan menempatkan Parpol tersebut dalam posisi "leading" untuk mengambil keuntungan electoral dan tentu saja membuat kerja politik menuju PEMILU/PILPRES 2019 pun menjadi lebih ringan. Semakin banyak daerah yg dimenangkan maka posisi menuju PEMILU/PILPRES akan semakin kuat.

Selain itu, dilihat dari segi geografis, persebaran daerah yang akan melaksanakan Pilkada merata hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menarik untuk menanti segmentasi isu-isu apa saja yg akan dimainkan oleh para Parpol dan Cakada. 

Kita semua tentu saja berharap pada Pilkada serentak 2018 ini tidak lagi terjadi eksploitasi isu SARA atau isu primordial lainnya seperti yg terjadi pada Pilkada Jakarta tahun 2017 yg lalu. 

Parpol dan para Cakada harus sama-sama memiliki komitmen utk mengembangkan isu-isu kebangsaan dan nasionalisme. Masyarakat berharap akan melihat proses yg baik diperlihatkan para kontestan yaitu dengan mengedepankan tarung ide, program dan visi misi. Sehingga nantinya masyarakat mendapat pembelajaran politik yg baik bagi perkembangan demokrasi kita kedepannya. 

Kita semua tentu mengharapkan agar Pilkada serentak tahun 2018 nantinya tdk hanya memenuhi syarat demokrasi prosedural tetapi juga menjangkau demokrasi substantif yaitu menghasilkan suatu proses demokrasi yg berkualitas dengan menghasilkan para Kepala Daerah yg benar-benar "qualified" dan mampu bekerja memenuhi semua janji-janji politiknya demi kesejahteraan masyarakat.

"Glad Taliawo"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline