Integritas. Suatu kemampuan dalam individu manusia yang mampu menunjukkan kualitas dan potensi utuh melalui kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Apa yang diucapkan, itu yang dilakukan. Mudah dikatakan, harus dilaksanakan, sukar dipenuhi.
Kolese Kanisius merupakan suatu sekolah yang unik. Tidak sedikit orang yang ingin anaknya bisa masuk ke institusi ini. Beberapa anak bahkan bersedia ikut les hanya agar bisa lulus tes masuk Kanisius. Tidak salah kalau dikatakan bahwa sekolah ini merupakan sekolah anak-anak pintar yang penuh prestasi. Tidak salah pula kalau dikatakan sekolah ini penuh dengan orang-orang ambisius. Buktinya saja baru-baru ini Kanisius memperoleh peringkat pertama dalam capaian prestasi sekolah tingkat nasional menurut Pusat Prestasi Nasional KEMDIKBUD. Namun, jika mengenai akademik saja, masih banyak sekolah lain yang menawarkan hal yang sama. Bahkan sebaik-baiknya Kanisius, perlu diakui bahwa masih ada sekolah-sekolah lain yang bisa menghasilkan peraih medal emas olimpiade lebih banyak darinya.
Oleh sebab itu, apa yang sebenarnya menjadi alasan Kanisius bisa bertahan menjadi sebuah sekolah yang terus diincar bahkan setelah berumur lebih dari 90 tahun? Karena kalau dipikir-pikir, proses diterima masuk saja sudah susah, maka pasti ada sesuatu yang lebih spesial di dalamnya. Jawabannya pun terletak pada kualitas siswa yang justru tidak tertuliskan pada kertas, yaitu jiwa kepemimpinan yang berintegritas. Hal ini mungkin terdengar klise, tapi kenyataan itu adalah kebenarannya.
Yang membuat Kanisius unik dan spesial adalah bagaimana siswa diajar bukan hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi, karena nilai hanyalah sekedar data di selembar kertas. Namun, yang juga menjadi fokus pendidikan di sini adalah perkembangan sikap siswa menjadi seorang yang mampu memimpin namun tetap memiliki hati yang melayani. Hal tersebut didasari oleh semangat Ignatian yang berbunyi Ad Maiorem Dei Gloriam yang berarti demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan.
Seorang Kanisian diharapkan bisa memiliki kompetensi seorang pemimpin yang cerdas bukan hanya dalam hal akademik, namun juga emosional dan spiritual. Seluruh hal ini juga harus disertai dengan integritas yang menurut saya pribadi, sebagai sesama Kanisian, adalah suatu hal yang sangat penting. Integritas ini menjadi kunci dari keberhasilan lulusan pendidikan Kanisius. Integritas inilah yang juga membedakan seorang Kanisian dengan ribuan macam orang lainnya di dunia yang semakin berkembang ini, karena tanpanya, seseorang tidak mungkin mampu dipercaya dan pada akhirnya gagal memperoleh kesuksesan.
Tentunya Kanisius tidak hanya menggunakan teori semata untuk membangun nilai-nilai tersebut. Ada banyak kegiatan dan program yang dirancang sedemikian rupa untuk mendukung tujuan itu. Hal yang paling pertama dilalui adalah melalui formasi Ignatian Leadership Training (ILT) bagi mereka yang baru masuk ke Kanisius, dimana tahap ini memperkenalkan para siswa mengenai apa yang akan mereka hadapi selama formasi pendidikan formal di Kanisius. Mereka mengenali bagaimana diri mereka akan dibentuk sebagai seorang pemimpin berintegritas yang terus dituntut tanggungjawab dan disiplin tiada henti. Bagi beberapa yang lemah, mereka sudah kewalahan di awal dan bahkan menyerah. Namun bagi mereka yang ingin lebih lagi mendalami proses menjadi pemimpin, disediakan program Advance Leadership Training (ALT).
Pemimpin yang dibentuk di Kanisius adalah seseorang yang rendah hati dan memiliki hati melayani, oleh sebab itu dibentuklah berbagai program seperti Live In dan Compassion Week yang memperkenalkan Kanisian terhadap kehidupan masyarakat yang masih berkekurangan. Kegiatan-kegiatan ini membangunkan rasa peduli sehingga ketika nanti para Kanisian sudah ada di posisi-posisi yang tinggi, mereka tidak lupa bahwa mereka pernah merasakan bagaimana masyarakat kelas bawah mengalami banyak kesusahan dan sebagai seorang pemimpin, Kanisian bisa melakukan sesuatu mengenai hal tersebut.
Jika ada banyak hal yang telah dibuat, banyak program telah diselenggarakan, hal yang patut yang ditanyakan adalah apakah seluruh hal itu sudah benar-benar membentuk Kanisian sebagai seorang pemimpin berintegritas bahkan bertahun-tahun setelah lulus dari sekolah? Hal ini menjadi sebuah bahan refleksi bagi seluruh keluarga Kolese Kanisius, apalagi tahun-tahun ke depan akan semakin penuh dengan tantangan, penuh dengan godaan, penuh dengan perubahan yang mampu memberikan ujian berat untuk kepribadian setiap Kanisian. Seiiring bertambah dewasa, integritas seseorang akan semakin diuji dan semakin ditempa dengan beratnya tekanan hidup. Jika memilih menyerah, sia-sialah seluruh formasi pendidikan yang telah dilalui dulu. Namun, jika berhasil, maka sosok pemimpin itu akan dihormati, dihargai, dipercaya, dan mampu membuat suatu dampak positif yang besar.
Jika dulu Kanisius pernah mencetak pemimpin-pemimpin hebat dan orang-orang pintar, apakah hal itu akan mampu terwujud lagi kedepannya? Kanisius kini memang masih menjadi sekolah incaran, sekolah unggulan, penuh dengan visi dan misi membentuk seorang pemimpin, tapi dengan dunia yang semakin jahat, baik sekolah maupun Kanisian harus mempersiapkan diri lebih lagi, bahkan dua kali lipat lebih keras berusaha dari angkatan-angkatan sebelumnya, agar ketika diterjunkan ke dalam dunia dewasa, para Kanisian sudah menjadi seorang pemimpin berintegritas yang memiliki tujuan membangun masyarakat yang lebih baik dengan semangat AMDG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H