Lihat ke Halaman Asli

Senja Dan Sebuah Parodi Kehilangan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seseorang mendapati dirinya;
tengah berperan di panggung senja.
Dari satu sudut ke sudut lain,
di hampar langit merah tembaga.

Penuh antusias,
Dia mengikuti cerita yang sedang dikisahkan.
Matanya tak berkedip,
dari satu babak ke babak lain.
Semua terasa begitu nyata.

Beberapa kali,
angin berusaha merusak tatar rambutnya.
Namun tak sekalipun dia pedulikan.
Cerita itu telah menyihirnya;
bertualang dari satu ingatan ke ingatan lain.
Semua tidak asing baginya.

Angin tak henti mengganggunya; .
kali ini, ia membawakan deras bulir hujan.
Bukan, rupanya ia tak sedang mengusik.
Angin itu ingin menyelamatkanya; sebab air mata perlahan mulai meluruh.
Setelah kejadian demi kejadian,
membawanya pada sebuah kehilangan.

Malam datang lebih dini,
di balik awan yang mendung.
Sudahi cerita,
tanpa penghabisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline