Lihat ke Halaman Asli

Pesan-pesan Singkat yang Wajib Dia Kirim

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-- Selamat malam
Saya tidak pernah lagi menghitung, yang keberapa kali menerima ucapan ini darimu. Masih tetap sama, selalu mendebarkan. Seperti dulu; ketika saya berulang kali menengok kotak pesan di telepon genggam, mencari tahu apakah ada pesanmu yang sampai. Saya bahkan menghapus semua pesan lain di sana, dan menyisakan tempat untuk pesan-pesan darimu. Sebab kala itu, ponsel saya tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menyimpan banyak pesan. Hingga saya sering kebingungan, setiap kali ada peringatan bahwa kotak pesan sudah penuh. Pesan kamu yang manakah, yang harus saya hapuskan. Selamat malam, cinta.
Malam selalu menjadi indah setelah kamu menyapa --

-- Apa yang sedang kamu lakukan?
Sering saya menonton sebuah acara televisi yang sebenarnya tidak saya sukai. Hanya sebagai bahan jawaban untuk pertanyaan ini. Saya tahu, kamu akan selalu merasa senang, setiap kali saya ikut menonton acara yang kamu sukai. Terlebih, ketika saya mengetahui secara lebih dalam tentang hal itu dibandingkan kamu. Tak jarang, kita saling berdebat setelahnya. Kamu paling tidak ingin kalah. Dengan berbagai alasan, kamu memberi bantahan yang tidak berdasar, yang kadang kamu karang sendiri. Saya tahu, karenanya saya sering mengalah dan membiarkanmu memenangi perdebatan kita. Karena saya yakin, kamu akan merasa sangat puas, dan memberikan saya bonus ciuman di pesan selamat tidur nantinya.
Saya sedang menonton acara kegemaran kita pastinya  --

-- Aku rindu, bagaimana denganmu?
Sering saya merasa; dua puluh empat jam adalah waktu yang sangat pendek sebagai usia bagi sebuah hari. Ada begitu banyak hal-hal hebat yang menunggu untuk dikerjakan. Aktivitas yang memamah waktu dengan rakusnya. Kerap saya terlalu asyik mengurus hal yang saya sukai, dan sedikit menepikan kamu. Tapi, itu bukan berarti saya mengabaikan kamu. Saya hanya butuh beberapa saat tanpamu, untuk menumbuhkan rindu. Meski sering juga kamu mengatakan; kalau saya orang yang terlalu sibuk dengan dunia sendiri dan tidak mengacuhkanmu. Kadang jengkel juga membaca tuduhanmu. Namun kadang pun tersenyum, sebab saya mengetahui; kamu tidak memerlukan waktu yang lama untuk menumbuhkan rindu kepada saya. Kamu selalu senang, jika saya yang terlebih dulu mengirimkan pesan rindu untukmu.
Saya juga merindukanmu, sedikit lebih banyak dari semua nilai banyak yang kamu miliki --

-- Selamat tidur, mimpikan aku
Apakah ada atau tidak hubungannya; saya merasa tidur lebih nyenyak setiapkali membaca pesan itu sebelum terlelap. Ketimbang membaca pesanmu yang sedang 'ngambek', karena saya terlambat membalas, atau tidak mengangkat telepon. Saya selalu mengusahakan, memberi seluas mungkin waktu untuk berkirim pesan, meski sejujurnya itu bukanlah saya yang sebenarnya. Saya tidak suka berbicara banyak hal melaui pesan singkat. Tapi, lagi-lagi saya melawan semua dan selalu menambahkan 'icon' senyum di setiap akhir pesan. Sambil berharap kamu tidak kesal karena saya sedikit terlambat membalasnya.
Selamat tidur juga, Cinta. Sampai bertemu di mimpi --

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline