Lihat ke Halaman Asli

Benito Rio Avianto

Ekonom, Statistisi, Pengamat ASEAN, Alumni STIS dan UGM

Ekonomi Singapura Mengalami Pelemahan di Kuartal II 2022

Diperbarui: 11 Agustus 2022   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ekonomi Singapura Mengalami Slowdown di Kuartal II 2022

Singapura sebagai negara termaju di ASEAN dengan produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tertinggi dengan nilai USD 25.000 mengalami konstraksi perekonomian pada kuartal II tahun 2022 ini.Ekonomi Singapura berkembang kurang dari perkiraan/proyeksi semula pada kuartal kedua dan pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhannya untuk tahun 2022. 

Hal ini menandakan risiko terhadap prospek global dari perang Rusia-Ukraina dan tekanan berbagai biaya hidup.

PDB tumbuh 4,4 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua tahun 2022, Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengatakan pada pada tanggal 11 Agustus 2022, Singapora mengalami perlambatan dari semula 4,8 persen seperti yang diperkirakan oleh. Risiko penurunan dalam ekonomi global tetap signifikan mempengaruhi Singapura yang perekonomiannya memang sudah sangat terbuka. 

Eskalasi lebih lanjut dalam konflik Rusia-Ukraina dapat memperburuk gangguan pasokan global dan memperburuk tekanan inflasi melalui harga pangan dan energi yang lebih tinggi terjadi di Singapura.

Singapura sebagai Pusat keuangan Asia Tenggara sering dilihat sebagai penentu pertumbuhan global karena perdagangan internasional membuat ekonomi domestiknya relative kecil. 

Pada basis penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal, ekonomi mengalami kontraksi 0,2 persen, dibandingkan dengan perkiraan 0 persen pemerintah dan pertumbuhan 0,8 persen pada kuartal pertama.

Singapura mendefinisikan kontraksi ekonomi kuartal-ke-kuartal dua kuartal berturut-turut sebagai sinyal terjadinya resesi teknis. MTI melaporkan akan mempersempit kisaran perkiraan pertumbuhan PDB 2022 menjadi 3-4 persen dari 3-5 persen, menambahkan prospek permintaan eksternal untuk ekonomi telah melemah dibandingkan dengan tiga bulan lalu. 

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong minggu ini memperingatkan bahwa tingkat inflasi yang rendah dan suku bunga yang telah singapuranikmati dalam beberapa dekade terakhir tidak mungkin kembali dalam waktu dekat. 

PM Lee menambahkan negara berpenduduk 5,5 juta ini harus merencanakan jauh ke depan dan mengubah industri, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan produktivitas untuk mengantispasi dampak buruk perekonomian global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline