Lihat ke Halaman Asli

Benito Rio Avianto

Ekonom, Statistisi, Pengamat ASEAN, Alumni STIS dan UGM

Penggunaan Artificial Intelligence dalam Pengembangan Produk Pertanian demi Ketahanan Pangan ASEAN

Diperbarui: 26 Juli 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan drone komersial maupun robot dengan menanamkan kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu solusi meningkatkan produktivitas pertanian  (Photo: AFP/Getty Images) 

Artificial Intelligence (AI)

Ketika kita berbicara tentang AI, kebanyakan dari kita memikirkan dan membayangkan film fiksi ilmiah ala Holywood tentang robot yang mengambil alih tata kehidupan dunia.

Namun pada kenyataannya, AI tidak lebih dari disiplin ilmu yang mengeksploitasi data digital untuk memodelkan dunia nyata, seringkali dengan tujuan meningkatkan ketepatan/akurasi pengambilan keputusan.

Contohnya termasuk prakiraan cuaca berdasarkan satelit dan jutaan sensor yang dikerahkan di seluruh dunia, kendaraan tanpa pengemudi (self driving car/mobil otonom) yang menggunakan kamera yang dipasang di mobil dan jutaan jam materi yang direkam, perangkat lunak pengenalan wajah (face recognition) dengan database miliaran gambar manusia, dll.

Namun di sektor pertanian kenyatannya tertinggal di belakang dibandingkan bidang lain, tetapi dengan masuknya banyak sumber data baru baru-baru ini, kondisi ini diharapkan akan segera berubah.

Sektor Pertanian Beresiko Paling Tinggi

Dapatkah Anda membayangkan sebuah industri yang melibatkan banyak risiko daripada sektor pertanian? Pada sektor pertanian, anda menuai apa yang Anda tanam/tabur.

Tapi ada satu hal yang dilupakan yakni penambahan kalimat "jika Anda beruntung." Ketika cuaca menyerang atau tanaman terkena penyakit, para petani hampir tidak bisa berbicara dan berharap tentang hasil panen.

Atau ketika pandemi global melanda, tiba-tiba menjadi sulit untuk mengelola berbagai proses karena sebagian besar kekurangan tenaga kerja dan dilakukan secara digital.

Pada saat yang sama, populasi global tumbuh dan menjadikan bumi makin sesak, dan arus urbanisasi terus berlanjut. Pola Pendapatan dan kebiasaan konsumsi masyarakat berubah. Transaksi ekonomi bertransformasi kedalam bentuk digital, dan profesi pekerja banyak berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline