Lihat ke Halaman Asli

Benita SalsabillaGunawan

Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis STIAMAK Barunawati Surabaya

Ibuku, Motivasiku

Diperbarui: 18 Februari 2021   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yaps sesuai judul di atas disini aku akan menceritakan sedikit pengalaman hidup yang berhubungan dengan motivasi. Sebelum lanjut ke cerita kita pahami dulu "Apasih motivasi itu?". Motivasi adalah arahan terhadap suatu kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk mencapai tujuan. Dengan adanya motivasi kita jadi semangat untuk melakukan suatu hal apapun. Lanjut ke pengalaman hidup yang akan aku ceritakan.

Umur aku18 tahun, anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku laki-laki, baru lulus kuliah dan sudah melaksanakan wisuda tanggal 12 desember 2020. Aku dibesarkan dari keluarga yang tidak utuh bisa dibilang anak broken home. Bapak dan ibuku sudah pisah sejak aku masih kecil. Bapakku memutuskan untuk menikah lagi. Sedangkan, ibuku sampai sekarang masih sendiri belum ada niatan untuk menikah lagi.

Aku dan kakakku memutuskan untuk ikut dengan ibu karena bagaimanapun ibulah yang melahirkan aku dan kakakku sehingga bisa hidup di dunia ini. Ibu membesarkan aku dan kakakku sendiri, mencari uang dari pagi hingga malam demi kebahagiaan kami berdua.

Seiring berjalannya waktu anak-anaknya sudah semakin besar, ibuku semakin kualahan untuk membiayai sekolah kami berdua. Dengan memperbanyak doa agar dipermudah rezeki ibu aku akhirnya kami berdua dapat bersekolah mendapatkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi yaitu perkuliahan. Aku bangga akan perjuangan ibu yang rela mengorbankan apapun demi kesuksessan dan kebahagiaan anaknya.

Waktu SMA aku sempat berpikiran untuk tidak melanjutkan kuliah karena aku paham akan kemampuan yang aku miliki tidak seberapa. Bahkan bisa dibilang aku itu tidak pintar. Selain itu, faktor ekonomi juga mendorong keinginanku untuk tidak melanjutkan kuliah. Memilih untuk bekerja membantu ibu adalah pilihanku tetapi ibu tidak menyetujui hal tersebut dengan alasan ibu ingin melihat anak-anaknya sukses dan memiliki predikat sarjana. Sedih mendengar ucapan ibu seperti itu akhirnya aku memilih untuk berpikir ulang. Akhirnya aku memutuskan untuk lanjut kuliah karena ingin membahagiakan ibu dengan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku selama ini. Hal tersebut telah memotivasiku untuk melanjutkan ke jenjang sarjana.

Nah dilihat dari cerita pengalaman hidupku ternyata ada sangkut pautnya dengan teori motivasi menurut MC Clelland. Konsep dari teori ini yaitu kekuatan yang ada di dalam diri manusia yang mana merupakan motivasi prestasi. Individu dapat memiliki motivasi jika memiliki keinginan untuk berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya. Ada 3 kebutuhan dalam teori ini yaitu : kebutuhan prestasi yang tercemin dari keinginannya untuk mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan, kebutuhan afiliasi, kebutuhan kekuasaan dari dalam diri seseorang yang ingin memiliki pengaruh atas diri orang lain.

Semoga pengalamanku dapat memotivasi kalian semua bahwa pengorbanan ibu harus dibalas dengan kesuksessan atau kebahagiaan yang tiada tara. Buat kalian jangan malas untuk memperoleh predikat sarjana yaa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline