Lihat ke Halaman Asli

Kajian Early Retirement PLTU Tidore di Sistem Kelistrikan Ternate-Tidore

Diperbarui: 12 Mei 2023   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Simulasi, Dok. Pribadi

Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi masalah global yang semakin mendesak untuk ditangani. Emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik. 

Meskipun PLTU dapat memberikan pasokan listrik yang stabil dan dapat diandalkan, namun penggunaan batu bara sebagai bahan bakar dapat menyebabkan dampak lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Selain itu, pasokan bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui. 

Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara di seluruh dunia berupaya untuk beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk Indonesia yang menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Nasional sebesar 23% pada tahun 2025.

Early retirement atau penghentian awal operasi dari pembangkit listrik konvensional menjadi salah satu langkah yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi energi ke sumber energi yang lebih bersih. 

Pembangkit listrik konvesional yang dikaji untuk early retirement dalam tulisan ini adalah PLTU Tidore di Maluku Utara, Indonesia. Early retirement PLTU Tidore dapat mempercepat transisi ke sumber energi terbarukan serta diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Selain itu, penggantian PLTU Tidore dengan sumber energi terbarukan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial.

Pada gambar diatas, luasan grafik berwarna merah menunjukkan permintaan energi listrik selama bulan Januari, luasan grafik berwarna kuning muda menunjukkan energi listrik yang disimpan oleh Battery Energy Storage System (BESS) yang merupakan kelebihan produksi PLTS pada siang hari untuk pemenuhan kebutuhan listrik di malam hari dan luasan grafik berwarna kuning cerah menunjukkan energi listrik yang tercurtail.

Dari studi yang dilakukan menunjukkan bahwa langkah early retirement dengan skenario PLTU  Tidore digantikan dengan EBT yang terdiri dari PLTS dan BESS pada Sistem Kelistrikan Ternate-Tidore untuk mengurangi dampak pemanasan global dan pemenuhan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Nasional sebesar 23% pada tahun 2025 memerlukan investasi yang masih relatif tinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline