PEMBERDAYAAN POTENSI MASYARAKAT TUNAGRAHITA PADA KAMPUNG IDIOT DI PONOROGO
Keberadaan kampung idiot ini bukanlah hal baru. Kampung Idiot ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu hingga sekarang pun Kampung Idiot masih ada. Gelar tersebut bukan sengaja dinobatkan atau dibiarkan begitu saja. Namun, mengilangkan gelar tersebut bukan sesuatu yang mudah.
Sudah banyak program yang telah dicanangkan di desa-desa tersebut akan tetapi dikarenakan kebanyakan warga tersebut memiliki keterbelakangan mental sangatlah susah untuk mensukseskan program-program yang telah direncakan oleh pemerintah bahkan swasta pun ikut terlibat namun tetap saja sulit.
Setiap desa-desa tersebut hampir ratusan yang memiliki keterbelakangan mental sehingga akan dengan mudah menemukan warga yang kecerdasaannya dibawah standar.
Asal-usul Gelar Kampung Idiot di Ponorogo
Kampung Idiot merupakan gelar nama dari Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo di Kabupaten Ponorogo yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya karena desa tersebut ditempati oleh masyarakat yang memiliki tingkat keterbelakangan mental yang cukup tinggi. Jumlah keterbelakangan mental di Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo menunjukkan jumlah yang cukup tinggi, yaitu 1-2% dari 5.000 jiwa, dengan range usia sekitar 30 hingga 50 tahun.
Sebenarnya ada lima desa yang dicap sebagai Kampung Idiot di Ponorogo. Ada Desa Dayakan di Kecamatan Badegan, Desa Sidoharjo dan Krebet. Lalu, ada Desa Karangpatihan dan Desa Pandak di Kecamatan Balong.
Dari kelima desa-desa yang disebutkan tadi satu diantaranya merupakan desa dengan jumlah warga dengan keterbelakangan mental menempati posisi pertama ialah Desa Sidoharjo. Berdasarkan data pemerintah desa setempat, saat ini, terdapat 316 warga yang mengalami keterbelakangan mental itu.
Keberadaan warga idiot di Desa Sidoharjo serta desa-desa lainnya bukan secara kebetulan. Adanya keterkaitan yang terjadi pada lima desa tersebut yang membuat warganya banyak memiliki keterbelakangan mental. Kondisi geografis dari kelima desa tersebut sama yakni berada dilereng Gunung Rejekwesi yang dimana memiliki tanah yang tandus.
Dengan keadaan tanah yang seperti itu hanya memungkinkan menanam tanaman ketela pohon. Tanaman seperti padi dan jagung hanya bisa ditanam ketika musim penghujan. Dengan keadaan yang seperti itu yang membuat kebutuhan akan gizi yang sangat kurang bagi kelangsungan keturunan mereka yang dimana kebutuhan zat gizi dan sejenisnya sangat diperlukan bagi meningkatkan kecerdasan keturunan mereka nantinya.
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Idiot