Lihat ke Halaman Asli

Swarna

mengetik 😊

Puisi | Selamat Jalan, Rin

Diperbarui: 25 Februari 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Erin,  aku selalu memanggilmu Adel,  kaupun bilang namamu Delia,  karena itu yang kau beri padaku 

Pagi ini kudapatkan kabar kau telah berpulang, aku tergugu,  kemarin kau masih menjawab statusku,  itu terakhir percakapanku denganmu 

Beberapa hari aku selalu membatin dirimu, mengingat ketika awal mengenalmu.

Kau mengajariku membuat akun ini, tapi nyatanya aku terima jadi.  Hingga sekarang aku bisa menulis di sini. 

Erin, terima kasih atas kebaikanmu,  mengenalmu suatu yang lucu,  kau panggil aku Matka yang artinya ibu, entah bahasa mana. 

Semalan aku merasakan sebuah kematian, lalu menuliskan dalam sebuah cerita pada catatan, dan pagi membawa kabar kau tak lagi berada di antara kami. 

Kau berkata bila yang kau kasihi tak lagi punya hati, maka jantungmu berhenti, ah Erin bahagialah kau di sana, walau ragamu tak lagi ada di dunia. Kau abadi dalam aksara yang telah kau tuang. 

Aku tak pernah mengenal rupa maupun wajahmu, maukah kau datang di mimpiku malam nanti? Bisikkan bahwa tak ada perpisahan.

Semua pasti selalu mengenangmu yang telah berada di keabadian

Kenangan awal chat dengan Erin Ubus 6 Des 2018--dokpri

Teras Gerimis,  25.02.2020

swarnahati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline