Belaian lembut tanganmu di kepalaku masih kurasakan
Pelukan hangan yang selalu kau berikan ketika pagi dan menjelang tidur masih membekas
Bermain bola di halaman dan bersama hujan-hujanan masih terngiang di pelupuk mata
Berjalan bergandengan, membeli mainan yang kusuka, dan rindu terbayar saat kau datang dari kerja membawa oleh-oleh yang ku suka
Kini hanya tetes air mata saat rindu menjelma. Tuhan, mengapa Kau ambil bapak ibuku saat aku belum bisa apa-apa?
Kini aku dititipkan di sebuah pondokan bersama adikku, kakek lumpuh nenekku pun hanya orang papa, pencari gelas plastik dan kardus bekas untuk hidup sehari-hari
Siapa yang memeluk kami? memandang teman-temanku bahagia ketika dikunjungi aku dan adikku hanya duduk menepi sendiri dalam sunyi
Teras, 02 02.2020
swarna hati
Untuk cucu seorang pengumpul barang bekas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H