Lihat ke Halaman Asli

Swarna

mengetik 😊

Puisi | Menikahi Pilu

Diperbarui: 3 Januari 2020   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Diamlah semua, jangan berisik

Aku sedang ada perjanjian dengan waktu. Sudah kusiapkan sesaji ketika aku akan menikahi rindu

Sabarlah kalian menunggu, aku sedang membuat perhitungan tanggal, kapan aku naik ke pelaminan, hingga panas terik akan berganti kesejukan.

Kalian lakukan yang terbaik untuk perayaan nanti, jangan sibuk sendiri.

Waktu semakin dekat, suguhan terlihat tak nikmat, hanya ingin bertemu rindu yang dibawa oleh bidadari-bidadari langit.

Aku termangu, ketika yang datang adalah sebuah pilu, suara itu berbisik di telingaku.

"Maaf, bila pernikahan ini tak sesuai maumu, rindu yang kau nanti telah berubah menjadi kepiluan."

Aku tengadah pada bisikan suara, mencari keadilan. Suara berbisik kembali.

"Semua yang terjadi atas ulah mereka sendiri, keburukan telah menyelimuti bumi."

Kembali aku meminta, masih banyak kebaikan mereka. Suara berbisik kembali.

"Kuberi kebebasan pada alam menyembuhkan diri. Kini menikahlah sejenak dengan apa yang kuberi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline