Mengenalnya sebagai prof. DIdi hanya itu. sungguh sayang aku tidak mengetahui nama lengkap beliau.Â
Sekali melihat sosoknya dengan penampilan yang sangat sederhana, dia sempatkan hadir di hall pertemuan di sebuah kampus ternama di kota M.Â
Beliau menceritakan riwayat perjalannya hingga bisa berada di Jepang beserta 5 ilmuwan lainnya
Temuannya yang sangat menakjubkan adalah bakteri yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak, bahkan bisa menangkal radiasi nuklir yang pernah bocor di Jepang. Entah apa nama bakterinya, ternganga saja aku mendengar kisahnya.
Beliau termasuk dari 6 terbaik ahli mikrobakteri sedunia. Mempunyai putra yang mengidap Hidrocephalus, hingga dia yang berawal dari sarjana elektro beralih menjadi peneliti dibidang mikrobakter untuk menemukan obat buat putranya juga untuk semua generasi Indonesia, itu harapan beliau.
Mikrobakter yang dibuat saat di Jepang berbeda dengan yang dibuat untuk orang indonesia. Produk yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi otak untuk anak Indonesia dengan biaya ringan, menjadi mahal setelah tergenggam para pemain pasar. Ah sedihnya.
Keunggulan yang hakiki tenggelam dalam pergolakan harga atau hal lainnya.
Apakah pohon cita-cita akan mengering dan tumbang?
Banyak mutiara di negeri ini, yang masih terabaikan.
terasrumpi, 23.082019
swarnahati