Lihat ke Halaman Asli

Swarna

mengetik 😊

Puisi | Terjatuh

Diperbarui: 7 Juli 2019   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/
Segelintir kerikil mampu memporakporandakan gedung pencakar langit
jangan sepelehkan yang kecil
karena tiada kita tahu sebuah keberuntungan pun sebuah musibah
tiada kita tahu kabar langit setelah hari ini, bersahajalah sebelum semua musnah ditelan waktu

/2/
aku tak pernah mengganggumu atau mengusikmu dalam duniamu
kubiarkan kau nikmati sukamu
namun mengapa selalu membatasi gerakku
aku di sini tak kemana jua
biar kuselesaikan merangkai kata sebelum jarum jam menandakan tengah malam
jangan buatku patah semangat, aku hanya menikmati sebuah karunia

/3/
brakkk!!!
meja tak bersalah itu digebraknya kuat-kuat, hingga semua yang mendengar berjinggat
cecak pun tak kalah kagetnya, segera merayap pergi mengurungkan niatnya menjilat nyamuk yang lewat
"Apa yang terjadi juragan?" jongos tergopoh datang ketika namanya diteriakkan
"Kenapa saya hanya diberi lauk ikan asin, hah?!"
jongos bingung kelimpungan, serasa tadi juragannya menginginkan itu, tapi mengapa sekarang marah? sudah mulai lupa kah?
juragan geram mata melotot, tampangnya jadi seram lalu, gubrraakkk!
Ah juragan tergeletak tak berdaya hanya karena marah sesaat

/4/
Jangan hanya tersenyum dan tertawa
Sebelum semua akan menjadi lebih baik
ingat ketika hati yang sunyi bagai dalam penjara.
perjalanan masih jauh, hari kian larut sandarkan nyanyikan kidung malam
mengharap langit membuka serambi-serambinya, menghantarkan cawan kebahagiaan

Larutmalam, 06072019
swarnahati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline