Lihat ke Halaman Asli

Kampungku

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KAMPUNGKU

Ia ibu kandung peradaban
Yang menetaskan pepadian
Menjadi daging di tubuhku

Ia hulu dari segenap muara
Yang mengalirkan air kehidupan
Menjadi darah di nadiku

Di sana lumbung padi ibuku
Yang mendewasakan waktu
Bersama kebudayaan

Ia teduh dinaungi lelangit Tuhanku
Tegak bersahaja di tanah mutumanikam
Berbalut udara sebening nirmala

Di punggungnya terkubur jiwa para leluhur
Yang dahulu menanam benih kearifan
Menyuburi lembah pesisir dan bebukitan

Di sana lautku membentang sebiru zabarjad
Yang bertasbih bersama gelombang
Mengiringi perahu nelayan berlayar

Dari semenanjung pulau di nun jauh
Rindu dendam merajam jiwa perantau
Pada dekap hangatmu yang matahari
Pada sejuk wajahmu yang embun

Kampungku
Usah risau bermuramdurja
Kelak aku pasti kembali
Memelukmu bersama kesunyian

Sebab hanya kau yang masih memiliki sunyi

Yogyakarta, 29/05/13

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline