Lihat ke Halaman Asli

Bening EmbunPagi

College Student

Menyempatkan Pulang dengan Mengunjungi Toko Oen

Diperbarui: 27 Juni 2023   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Best sale makanan disini apa ya mas? Ucap saya kepada salah satu pelayan ketika hendak ingin memesan makanan namun bingung memilih saat membaca menu di dalam sebuah restoran yang terkenal akan ciri khasnya kuliner yang legendaris. Suasana yang diisi dengan vibes jaman kolonial masih sangat terasa kuat. Mulai dari lagu, interior desain restoran, dan macam makanan yang disajikan. Restoran kuliner ini menghidangkan berbagai macam makanan mulai dari Eropa, Italia, Tionghoa, dan Indonesia. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan sensasi seperti diatas, sebab ternyata sudah ada tempat yang menyediakan sensasi tersebut yakni di Restoran Toko Oen. 

Toko Oen ini merupakan salah satu restoran dan destinasi kuliner yang wajib dikunjungi oleh wisatawan ketika berkunjung ke Kota Semarang. Restoran ini berada di Jalan Pemuda no. 52, dalam kawasan Kota Lama Semarang. Restoran ini memiliki konsep unik yang dilengkapi dengan toko bakery, es krim, dan kuliner fusion Tionghoa, Belanda serta Lokal yang sudah berdiri sejak tahun 1936. Lokasinya yang berada di kawasan Kota Lama, dimana wisatawan kerap sekali mengunjungi daerah tersebut, tak heran jika Toko Oen terkenal oleh wisatawan dan juga masyarakat kota. 

Pasti kalian semua heran kenapa tempat restoran ini diawali dengan kata "Toko" bukan? Yuk ikuti cerita saya. Awal dari adanya tempat ini yaitu pada tahun 1922, Opa Oen (salah satu pendiri Toko Oen) membuka toko kue kering di Yogyakarta yang akhirnya dilengkapi dengan fasilitas salon es krim dan restoran. Pada tahun 1934, mereka membuka cabang di Jakarta dan Malang, setahun setelahnya pada tahun 1935 keluarga Oen juga membuka cabang di Kota Semarang. Namun, pada tahun 1973 cabang Jakarta dan Malang terpaksa ditutup, sehingga menyisakan satu-satunya keberadaan Toko Oen yang berdiri sampai sekarang. 

 (Sumber:https://tokooen.com/id/infobox/history_of_toko_oen

Ketika saya pulang ke kampung halaman saya di Semarang, saya menyempatkan untuk mengunjungi Toko Oen. Saya berangkat dari Jogja menaiki travel yang sudah saya pesan pada pukul 22.00 malam pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2023, kemudian sampai di Kota Semarang pada pukul 01.00 pagi di hari Sabtu tanggal 17 Juni 2023. Sudah lama sekali saya tidak kembali ke kota Semarang, saya sudah membuat rencana untuk mengunjungi Toko Oen. Pada hari Sabtu tanggal 17 Juni 2023 pukul tiga sore, saya mendatangi toko tersebut dengan menggunakan transportasi mobil. Wajah bingung mulai terlihat di muka saya, ketika melihat kondisi saat sore lumayan ramai dikunjungi oleh keluarga. Sampai akhirnya salah satu pelayan membantu saya untuk mengarahkan ke tempat meja makan. Setelah itu pelayan memberikan buku menu. Ketika saya melihat beberapa list menu yang disajikan, terlihat dengan jelas bahwa menu yang disajikan terbagi dalam beberapa jenis seperti European Food, Indonesia Food, Imported Steak, Barbeque Terrace, Salad, Soup, Appetizier, dan Ice Cream.  

Melihat menu yang tertulis dalam buku menu tersebut membuat saya bingung untuk memesan makanan, sehingga saya memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu pelayan yang sedang lewat. Pelayan yang bernama Sigit menjawab dengan nada yang datar, "Biasanya yang sering dipesan itu Kroket khas Toko Oen". Kemudian saya lanjuti dengan pertanyaan lain sembari melihat menu di bagian ice cream, "Kalau yang es krim, bedanya ice cream sama signature apa ya?". Pelayan tersebut menjawab, "Kalau yang ice cream itu scoop biasa mba, kalau yang signature itu modelannya potongan". Setelah mendengar dari penjelasan dari pelayan tersebut, akhirnya saya memesan empat makanan, yaitu kroket, bitterballen chocolate, dan dua es krim (ice cream dan signature).

Sembari menunggu makanan yang sudah saya pesan, tanpa sadar saya mengamati interior desain Toko Oen yang sangat menarik. Toko Oen masih menetapkan ciri khas bangunan lawasan gaya Belanda. Desain gaya Belanda biasanya terkenal memiliki ciri khas bangunan atap dinding langit yang tinggi, memiliki dinding berwarna cat putih, terdapat jendela dengan ukuran besar dan pintu kayu dua lapis yang tebal. Ditambah lagi dengan lampu yang bergantungan dari atap langit, memberikan kesan mewah dari ciri khas gaya Belanda. Toko Oen terbukti memenuhi beberapa aspek yang masih dapat dikatakan menjaga bangunan kawasan lama. Tidak hanya itu, terdapat juga beberapa aksesoris pajangan yang dipasang di beberapa spot untuk menambah suasana kolonial semakin terlihat. 

Tidak lama kemudian, pesanan saya mulai datang satu per satu. Dimulai awal dengan ice cream olahan sendiri dari Toko Oen, kemudian disusul dengan kroket, bitterballen chocolate dan akhirnya ice cream & signature datang terakhir. Saya menikmati keempat makanan tersebut, kualitas dari rasanya sangat worth it untuk dicoba. Saya sangat menyarankan kepada teman-teman untuk mengunjungi Toko Oen karena dari kualitas pelayanan, kualitas rasa, dan juga kualitas suasana patut diacungi jempol. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline