Koridor atau sepanjang trotoar Jalan Gatot Subroto atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gatsu, kini digunakan sebagai salah satu pusat street art atau seni mural jalanan di Kota Solo. Street art yang dulunya ditolak oleh masyarakat karena dianggap merusak dan mengotori lingkungan, sekarang menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Seni mural yang dulunya hanya “mengotori” tebok bangunan, pilar jembatan, ataupun gang sempit sekitar pemukiman warga, kini menjadikan tempat yang tadinya “mati” tampak hidup kembali.
Ditengah bising dan riuhnya suasana Kota Solo pada malam jumat dan sabtu bukanlah hal yang lazim lagi untuk didengar. Bukan karena sebab, hal ini terjadi karena setiap malam, khususnya pada jumat malam hingga sabtu malam ada puluhan seniman yang datang menampilkan karya mereka berbaur dengan pengunjung sekitar. Koridor yang dipenuhi dengan seni mural ini terletak di perempatan Pasar Pon, Jalan Slamet Riyadi. Mempunyai dua gapura pada bagian Selatan dengan arsitektur khas Kraton Surakarta Hadiningrat atau Kraton Kasunanan dan pada bagian utara memiliki arsitektur bergaya Mangkunegara.
Pemerintah Kota Solo mulai mendukung para seniman sejark tahun 2017 dengan memberikan sebuah ruang bagi para seniman mural untuk berkarya di sepanjang jalan Gatot Subroto. Event ini digagasi oleh koordinator Solo Is Solo, Irul Hidayat, dengan mengajak para seniman dari komunitas berbagai kalangan, mulai dari kelompok profesional hingga mahasiswa , maupun anak muda yang punya bakat melukis mural secara autodidak.
Tampilan baru koridor Gatsu menambah keindahan Kota Solo. Setiap mural yang ada disepanjang koridor Gatsu memiliki konsep dan pesannya masing-masing. Warna-warni cat pada tembok-tembok pertokoan hingga gang sempit Gatsu memiliki daya tariknya tersendiri ditambah dengan lampu-lampu hias di sepanjang trotoar yang menunjang keindahan sepanjang trotoar.
Tidak melulu menikmati seni, kita juga dapat berbelanja oleh-oleh maupu pernak-pernik disepanjang trotoar Gatsu. Para penjual membuka dan disediakan lapak untuk menjual produk UMKM mereka masing-masing. Mulai dari perhiasan, tas, kaos, mainan anak-anak, figure, kaset pita, komik, buku, poster, post card, dan barang-barang antik lainnya.
Selain berbelanja kita juga bisa mengikuti workshop yang digelar oleh beberapa seniman. Salah satunya adalah live karikatur, ada juga sketsa realis dan juga melukis dimedia kertas maupun kanvas.
Jika suka mendengarkan music, apalagi live music kita dapat mendengarkannya diselang-seling lapak para penjual, ada juga live music yang lebih besar, terletak di perempatan KFC Jalan Slamet Riyadi.