Lihat ke Halaman Asli

Rindu Sebelum Senja

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelak di kilasan masa, ketika rindu itu hadir jua di pucuk daun,
dan kita tak sesekali pernah takut pada duri dahan yang merintang bunga
Asmara kita tak lagi akan pernah terkubur sekedar di ujung senja.

Derai gemuruh yang membawa rinduku berlalu bersama hujan
Tak juga hatiku lara menangkup sesal itu di hamparan bintang
Bisikanmu tak mungkin berubah ramai hingga kita bertemu nanti
Telah kugariskan hilangmu dalam ingatan dan jerat penantian
Lembah waktu, masih saja berbayang di penjara masa dahulu

Pernah kusingkapkan hatiku di jelajah jiwamu di suatu ketika
Menampung semua mekar tersenyum, hingga sepi ikut bernaung
Tapi matahari memang tak pernah cukup membagi segala sukacita
Kita akan bertemu dalam cara biasa yang tak dijalani bersama
Ruang rindu, terbawa rinai yang pernah menggenangi di sudut kenangku

Dentang riuh yang meluapkan sketsa parasmu melewati udara,
ketika bisikan angin membelah rerumputan seperti tarian kita pernah
Berapa lama hujan dapat memerangkap rindu itu tak cepat kembali
Membiarkanku terbiasa menampung badai dengan mata yang tak sayu
Debur peristiwa akan membiasakan kita saling mendekati dalam kata.

Kelak di kilasan masa, ketika rindu itu hadir jua di pucuk daun,
dan kita tak sesekali pernah takut pada duri dahan yang merintang bunga
Asmara kita tak lagi akan pernah terkubur sekedar di ujung rindu.

Post By Bangsamanusia.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline