Lihat ke Halaman Asli

Ini Strategi Penanganan Stunting di Indonesia, Upaya Bersama Untuk Generasi Emas

Diperbarui: 11 Desember 2023   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Bersama Cegah Stunting  (Benidiktus Himang)

Strategi Penanganan Stunting di Indonesia: Upaya Terpadu untuk Generasi Emas

Stunting, kondisi pertumbuhan terhambat pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. 

Dengan prevalensi yang tinggi di berbagai daerah, stunting bukan hanya mengancam kesehatan generasi muda tetapi juga potensi pembangunan bangsa. 

Artikel ini akan membahas strategi penanganan stunting yang diimplementasikan di seluruh Indonesia.

Stunting di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan gizi, akses terbatas pada air bersih, sanitasi yang buruk, dan pengetahuan gizi yang rendah di kalangan ibu. 

Masalah ini diperparah oleh ketidakmerataan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.

Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional BKKBN menunjukkan penurunan signifikan dalam prevalensi stunting: dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. 

Ini menandakan kemajuan penting dalam upaya nasional untuk mengatasi stunting.

Program Intervensi

1. Nutrisi dan Kesehatan Ibu dan Anak: Program suplementasi gizi bagi ibu hamil dan anak, serta pendidikan gizi di fasilitas kesehatan dan sekolah.

2. Peningkatan Akses Sanitasi dan Air Bersih: Program WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) untuk mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan sanitasi.

3. Pendidikan dan Kampanye Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi seimbang dan praktik pengasuhan anak yang baik.

4. Kerjasama Lintas Sektor: Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta untuk program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan infrastruktur.

Target dan Harapan

Presiden RI Joko Widodo menekankan bahwa stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi berdampak pada kemampuan belajar, keterbelakangan mental, dan risiko penyakit kronis. 

Beliau menetapkan target ambisius untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mengatasi masalah ini.

Evaluasi dan Monitoring

Pengukuran efektivitas program dilakukan melalui survei kesehatan nasional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline