Lihat ke Halaman Asli

Beni Ananto

Halo saya Beni, seorang INFP atau INFJ (menurut MBTI Test). Salam kenal :))

Review Buku Percakapan dengan Kafka Karya Gustav Janouch

Diperbarui: 27 Juli 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Saku Percakapan dengan Kafka Karya Gustav Janouch/dokpri

Ketika saya bermain ke POST Bookshop, Jakarta, saya melihat satu buku yang menarik perhatian saya. Bukunya tipis, hanya seratus halaman saja. Saya tertarik ketika melihat judulnya, Percakapan dengan Kafka. Kafka adalah nama yang menarik perhatian saya. Pertama kali saya mengenal Franz Kafka adalah ketika membaca novelet berjudul Metamorfosis. Dan di saat itu saya jadi penasaran dengan penulis tersebut.

Buku ini ditulis oleh Gustav Janouch seorang kawan dari Franz Kafka yang sama-sama berasal dari Praha. Yang merupakan memoar yang otentik mengenai Franz Kafka. Jika ingin tau lebih dalam mengenai Kafka, seorang novelis, sastrawan yang berasal dari Praha, Republik Ceko. Di buku ini diceritakan bahwa Kafka adalah seorang introvert. Lelaki rendah hati yang sensitif  juga pemalu.

Buku ini juga menjelaskan bagaimana gesture dari seorang Kafka saat berbicara. Bagaimana penulis dengan terang menggambarkan bahasa tubuhnya  ketika sedang berbincang dengan orang lain. Bentuk ekspresinya bisa tergambar. Bagaimana Kafka sering mengungkapkan sesuatu yang dirasakan dan dipikirkannya dengan kalimat-kalimat ironi.

Cara pandang Kafka mengenai sastra, seni, politik, kehidupan dan dunia pun diterangkan di buku ini. Ketika membaca buku ini, kita seperti sedang ada di tengah-tengah perbincangan antara Janouch dan Kafka. Kafka pernah bilang bahwa menulis adalah sebuah terapi. Di sini juga Kafka menyinggung seniman dan sastrawan hebat seperti Van Gogh, Picasso, Marxisme, Zionisme, dan Yahudi.

Berikut kalimat atau quotes di buku ini yang menginspirasi buat saya secara pribadi.

"Jalan dari kepala menuju pena itu lebih panjang dan sulit dibanding jalan dari kepala menuju lidah."

 

"Jangan berlebih-lebihan. Tetap tenang. Ketenangan itu ungkapan kekuatan. Tetapi seseorang juga bisa mendapat kekuatan berkat ketenangan. Itulah hukum dua kutub berlawanan. Jadi, tetap tenanglah. Sunyi ketenangan akan membebaskan, bahkan sebelum saat eksekusi."

 

"Kita harus pergi jauh agar dapat menemukan rumah kita yang hilang."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline