Lihat ke Halaman Asli

Post Power Syndrome (PPS)

Diperbarui: 31 Januari 2025   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terima Kasih Ya Allah, Engkau Telah Menciptakan Iblis dan Setan

Post Power Syndrome disingkat PPS  (bukan program pascasarjana) merupakan konsep yang ditujukan kepada semua orang  yang telah kehilangan kekuasaan, otoritas dan posisi penting yang pernah dialaminya. Suatu perasaan yang amat kehilangan diiringi kesepian dan kecemasan. Ketika memegang jabatan dengan otoritas dan kekuasaannya begitu merasakan bahwa dirinya berkuasa, dirinya hebat diri lebih afdol daripada yang lain. Main perintah, main tunjuk, terkadang otoriter dan hilang rasa kemanusiaan. Semua level dan strata telah diraihnya, dari mulai staf hingga pimpinan tertinggi. Wuihhhhh yang lain minggir dong.

Akan tetapi, hidup ini berpasangan, tidak semuanya menanjak karena ada menurun, tidak semua kuasa tapi ada saat dikuasai oleh yang lain. Pada saat kehilangan jabatan dan posisi penting, dengan cara yang beragam, karena pensiun, tidak lagi memiliki jabatan, kehilangan otoritas sekaligus kehilangan lahan pendapatan yang biasanya menggiurkan. Tentu saja banyak yang dirasakan sangat kehilangan, status sosial yang berubah, kelas sosial turun level, dan kalau bicara dengan yang lain selalu membicarakan bahwa dirinya pernah berkuasa, lebih dominan, nana nini nunu pokoknya hebat. Terkadang masih ingin memerintah dan merendahkan yang lain.

Post Power Syndrome timbul karena gelar, pangkat, jabatan, otoritas diyakini sebagai kelebihan dan kesempurnaan yang hanya ada pada dirinya, sehingga ketika digantikan orang lain akan menyalahkan orang yang menggantikannya, tidak mau introspeksi, mencari kambing hitam, dendam kesumat, dan menampilkan arogansi tanpa fakta dengan tujuan bahwa dirinya masih eksis dan sempurna dibanding yang lain. Terkadang mengigau tentang dirinya yang ikhlas dan menerima semua keadaan, namun sebenarnya hati nuraninya memendam kekecewaan.

Bagi semua orang yang terkena PPS sebaiknya melakukan beberapa hal yang amat penting, yakni:

1. Menerima semua keadaan yang menimpa dirinya karena hal duniawi tidak ada yang abadi;

2. Meluaskan relasi sosial yang lebih menguntungkan untuk masa depan;

3. Mengakui semua keadaan dan menekan arogansi dengan menerima pertemanan dan bantuan secara profesional;

4. Membuktikan semuanya dapat dilalui dan kesempatan masih panjang untuk berprestasi;

5. Lebih inovatif, menunjukkan karya-karya baru dan bermanfaat; dan

6. Introspeksilah sebelum ektrospeksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline