Alam Barzakh antara Nikmat dan Siksa Kubur
Semua Manusia akan Mati
Perjalanan manusia sebagai makhluk Allah SWT. yang pertama berada pada alam 'azali atau disebut juga alam ruh dan alam arwah, yang telah ditetapkan oleh yang maha Pencipta sebelum segala sesuatu ada karena semuanya diadakan, dan makhluk Allah SWT. semuanya mungkin ada, bukan wajib ada, kemungkinan diadakan atau ditiadakan, semuanya munkinatulwujudah. Akan tetapi, semua yang telah diadakan hakikatnya sudah ada semenjak 'azalinya dikarenakan perjodohan antarmanusia adalah atas kekuasaan dan kehendak-Nya.
Kedua, adalah alam rahiem karena hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang berbuah menjadi janin selama di dalam kandungan seorang ibu maka bayi yang hidup di alam rahiem hingga ia dilahirkan ke dunia. Ketiga, adalah alam dunia yang merupakan alam tempat manusia menjalani kehidupan dan berusaha memertahankannya dengan segenap cara dan kemampuannya. Keempat adalah alam Barzah yang keberadaannya berhubungan dengan masa sakaratulmaut sehingga ruh dicabut oleh Allah dan disimpanlah di alam Barzakh, dan yang keempat adalah akhirat. Sesungguhnya akhirat itu kehidupan manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur dan dikembalikan ruhnya untuk memertanggungjawabkan semua perbuatannya selama di alam dunia. Tentu, akhirat ini keberadaannya setelah terjadi kiamat, yaitu hari penegakkan hukum Allah, hari keadilan Allah diterapkan kepada semua makhluk-Nya, hari setiap amal perbuatan diperhitungkan di alam masyar, dan hari pembalasan.
Makna Alam Barzakh
Di dalam al-Quran surah al-Anbiya ayat 35 Allah SWT. berfirman, yang artinya: "Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."
Pada saat manusia mati maka akan dikuburkan jasadnya, sementara ruhnya ditempatkan di alam Barzakh. Di dalam al-Quran surat al-Mu'minun ayat 99-100 Allah SWT. berfirman, yang artinya: "Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan."
Pada ayat tersebut ada kalimat "wa min war'ihim barzakhun il yaumi yub'atsna" artinya "dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan."
Kemudian di dalam al-Quran surat al-Mu'min ayat 46, artinya: Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".
Di dalam al-Quran surat al-An'am ayat 93, artinya sebagai berikut:
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada sesuatupun yang diwahyukan kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."
Surat al-Furqan ayat 53, artinya: Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. Dan, di dalam surat al-Rahman ayat 20, artinya: Di antara keduanya ada pembatas yang tidak dilampaui oleh masing-masing (bainahum barzakhul l yabghiyn).
Berdasarkan al-Quran yang telah dikemukakan konsep Barzakh dapat diartikan sebagai tempat dengan kondisi yang dialami oleh ruh manusia yang telah meninggal dunia yang akan dikembalikan ketika terjadi hari kebangkitan atau hari kiamat. Dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Barzakh adalah tempat ruh menunggu hari kiamat;
2. Tempat yang tidak dapat dilalui oleh ruh-ruh kecuali atas izin Allah SWT.;
3. Ruh akan menerima balasan semua amal sewaktu di dunia;
4. Ruh-ruh dapat melihat dan mendengar, tetapi tidak dapat berinteraksi dengan dunia fisik;
5. Alam Barzakh memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan keimanan dan amal masing-masing selama hidup di dunia;
6. Tempat kembalinya ruh, karena jasadnya dikuburkan di dalam tanah, atau yang jasadnya tidak dikuburkan sekalipun, ruhnya dikembalikan kepada Allah dan ditempatkan sesuai dengan amal sewaktu di dunia;
7. Barzakh adalah azab dan nikmat kubur, jadi ada nikmat barzakh dan azab barzakh; dan
8. Barzakh berarti tempat pembalasan untuk manusia yang telah menjalani kehidupan di dunia yang sering disebut dengan siksa kubur untuk orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan tempat merasakan kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan beramal shalih sewaktu di dunia.
Nikmat atau Siksa Kubur
Hadits tentang kematian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, artinya sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari Al 'Ala` bin Ya'qub ia berkata: telah mengabarkan kepadaku bapakku bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Bukankah kalian telah menyaksikan bahwa jika seseorang meninggal dunia matanya akan terbelalak?" Para sahabat menjawab, "Ya, kami telah menyaksikan." Beliau bersabda: "Itu terjadi saat pandangan matanya mengikuti ruhnya (yang keluar dari jasad)." Dan telah menceritakannya kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz Ad Darawardi dari Al Ala` dengan isnad ini.
Ketika manusia telah wafat dan ruhnya ditempatkan di alam barzakh maka ada dua pembalasan yang berbeda, yaitu nikmat kubur dan siksa kubur. Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, artinya sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim keduanya dari Jarir kata Zuhair telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa`il dari Masruq dari 'Aisyah dia berkata; "Dua wanita tua Yahudi Madinah pernah menemuiku seraya berkata; "Sesungguhnya penghuni kubur akan disiksa di kuburan mereka." 'Aisyah berkata; Maka aku mendustakan keduanya dan mempercayainya, lalu keduanya pergi. Setelah itu Rasulullah saw datang menemuiku, maka aku beritahukan kepada beliau; "Wahai Rasulullah, dua wanita tua Yahudi Madinah telah menemuiku, keduanya beranggapan bahwa penghuni kubur akan disiksa di kuburan mereka." Beliau bersabda: "Keduanya benar, sesungguhnya penghuni kubur akan disiksa dengan siksaan yang dapat didengar oleh semua binatang melata." Kata 'Aisyah; "Setelah itu tidaklah aku melihat kecuali beliau selalu meminta perlindungan dari sika kubur dalam shalatnya." Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sarri telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Asy'ats dari Ayahnya dari Masruq dari 'Aisyah dengan hadis ini, dan di dalamnya terdapat redaksi, 'Aisyah berkata; "Tidaklah beliau melaksanakan shalat setelah itu, kecuali aku selalu mendengar beliau meminta perlindungan dari siksa kubur." (HR. Muslim No. 922, 921 dan 920)
Hadits yang lainnya adalah artinya sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Yahya dari Amrah bahwa seorang wanita Yahudi mendatangi Aisyah seraya berkata, "Semoga Allah melindungimu dari siksa kubur." Aisyah berkata; Maka saya pun bertanya, "Wahai Rasulullah saw, apakah Allah akan menyiksa manusia di alam kubur?" Amrah berkata; Aisyah berkata; Rasulullah saw. menjawab: "Mintalah perlindungan kepada Allah." Kemudian Rasulullah saw. pergi dengan berkendaraan di siang hari, tiba-tiba terjadilah gerhana matahari. Aisyah berkata; Maka saya pun keluar melewati pintu rumah yang berada di dalam masjid bersama beberapa orang wanita. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari kendaraannya, beliau berjalan hingga sampai di Mushalla (tanah lapang) tempat beliau shalat. Lalu beliau berdiri (shalat) dan kaum muslimin pun ikut berdiri (shalat) di belakangnya. Aisyah berkata; Beliau berdiri lama sekali, kemudian beliau rukuk dengan rukuk yang lama sekali, setelah itu beliau bangkit dan berdiri lama sekali, namun tidak seperti berdirinya yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan sangat lama, namun tidak selama ruku'nya yang pertama, lalu beliau bangkit sementara matahari telah bersinar kembali. Akhirnya beliau bersabda: "Sungguh, saya telah melihat bahwa kalian akan diuji di alam kubur nanti sebagaimana fitnah Dajjal." Amrah berkat; Saya mendengar Aisyah berkata, "Setelah itu, saya mendengar Rasulullah saw. meminta perlindungan dari adzab neraka dan adzab kubur." Dan telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan semuanya dari Yahya bin Sa'id dengan isnad ini, dan sesuai dengan makna haditsnya Sulaiman bin Bilal. (HR. Muslim No. 1506)
Tidak akan terlalu banyak diuraikan dalam tulisan ini, namun yang jelas menurut al-Quran maupun al-Hadits setiap manusia yang menjalani kehidupan di dunia, dan telah melakukan berbagai cara untuk menghidupi diri dan keluarganya, bahkan kehidupannya dilengkapi dengan berbagai karier, pangkat, jabatan, tugas, dan kewajiban yang beragam, semuanya akan dibalas sesuai dengan prestasinya di hadapan Allah SWT. tidak sebiji sawipun akan terlewat karena Allah Maha Mengetahui semua perbuatan manusia, dan Allah Maha Adil.
Dosa kepada Allah dapat dibersihkan dengan bertaubat apabila merupakan hak Allah SWT. akan tetapi dosa kepada sesama manusia meskipun telah bertaubat, Allah perintahkan supaya saling memaapkan, bahkan memberi maap lebih baik, karena konsep Islam dalam berinteraksi bersifat aktif bukan bersifat pasif, sebarkan pintu maap, hilangkan dendam, dan selalu menyadari bahwa semua manusia tidak pernah luput dari dosa kepada Allah maupun kepada sesama manusia, selalu berbuat kebaikan dengan landasan keimanan dan ketakwaan karena semuanya akan menjadi bekal setelah kita wafat. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI