Siang itu, saat saya berkunjung ke Sentra Produksi Batik Tulis Lampung Khas Tulang Bawang di Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang, nampak seorang lelaki dewasa yang berjalan menggunakan tongkat dengan kaki sebelah. Walau berjalan hanya dengan kaki sebelah dan dibantu tongkat, namun lelaki ini tampak cekatan dan sigap merapikan kain-kain dan memindahkan beberapa bahan.
Tampak pula seorang lelaki yang lebih kecil duduk ditengah ruangan menghadap laptop dengan kertas berisi gambar motif Siger Lampung di sampingnya, nampaknya ia baru saja mengeprint beragam motif batik untuk dijadikan contoh pola batik. Agak ke dalam ruangan, terbatasi oleh lemari kayu, tampak dua orang perempuan sedang menyetrika dan melipat kain batik yang telah jadi.
Di bagian halaman rumah terpentang selembar kain putih bergurat-gurat ditengahnya, nampaknya kain ini telah selesai ditulis dengan motif-motif khas Tulang Bawang dengan 'malam' yang tertempel menggurat diwajah kain, sebagian tampak sudah ada guratan dan lukisan tangkai daun berwana-warni. Seorang perempuan paruh baya duduk disamping kain yang terpentang ini dan membubuhkan warna dengan kuas khusus untuk membatik.
Orang-orang ini tampak bersemangat dan bergembira melakukan pekerjaannya, meskipun saya tahu orang-orang ini memiliki keterbatasan khusus dalam fisik mereka.
Perempuan paruh baya dan dua orang yang sedang menyetrika itu, mereka semua tuna rungu, tak bisa mendengar percakapan kami, cara komunikasi mereka dengan sentuhan dan isyarat tangan. Lelaki di depan laptop saat berjalan dengan cara menggeserkan pinggulnya, tidak dengan berdiri, kakinya tampak lebih kecil dari ukuran normal.
Meskipun begitu mereka semua tampak memiliki rasa percaya diri dan etos kerja yang tak kalah dari manusia normal. Mereka semua pintar membatik, karya - karya mereka telah mendapat berbagai penghargaan dan telah dipakai oleh orang-orang dari berbagai kalangan. Hasil buah tangan mereka telah dikenal sampai tingkat nasional bahkan telah mendunia.
Adalah Ibu Nasheha Ali Husin, seorang Bidan aktif di Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang, yang menjadi pendiri sekaligus pemimpin Pusat Kerajinan Batik Tulis ini.
Ia sengaja meluangkan waktu ditengah kesibukannya sebagai pelayan medis, untuk membina orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik dengan menyalurkan bakat mereka dan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan tangan dingin dan ketulusan hatinya, ia mendirikan pusat kerajinan batik tulis yang ia beri nama Batik Tulis Lampung Shiha Ali Tulang Bawang dan menampung orang-orang luar biasa ini.
Dalam sehari, kain batik yang dihasilkan oleh pusat kerajinan batik tulis ini, mulai dari membuat pola sampai setrika, rata-rata 4 lembar. Namun memang hasilnya cukup memuaskan, tingkat kerapihan dan seni tulisnya tak kalah dengan batik-batik yang telah memiliki nama mentereng. Beberapa tropi dan piagam penghargaan terpajang diruang kerja mereka. Setiap kali ada ivent daerah karya mereka turut tampil dan diminati banyak penggemar batik.
Suatu hal yang sangat membanggakan yaitu saat pertengahan Juni 2019 lalu, Batik Tulis Lampung Shiha Ali Tulang Bawang mendapat penghargaan di Tabriz Islamic Art University di Turki sebagai The Best Weaving and Fabric Decoration. Sebuah maha karya penyandang disabilitas asal Tulang Bawang Provinsi Lampung ini telah mendunia, didaulat sebagai salah satu hasil karya tenun dan kain terbaik di dunia.