Tanggal 13 Juli 2017, setelah menyelesaikan pekerjaan di kantor, saya bersiap menuju ke Hotel JS Luwansa untuk mengikuti acara nangkring Kompasiana bersama AXA Mandiri. Arus lalu lintas ternyata cukup macet untuk menuju ke sana.
Sewaktu mendaftar ulang, Waktu menunjukkan pukul 18:30 dan saya mendapatkan kupon doorprize no. 26 (yang ternyata sampai acara berakhir belum beruntung) serta kupon merchandise (berupa mini stationery & satu buah pulpen dengan logo AXA).
Ketika masuk ke rungan ternyata sudah ada 2 meja yang terisi penuh (meja 13 & 14), dan kemudian saya duduk di meja no. 15.
Kemudian saya mulai makan malam, ternyata tak lama muncul mbak Windu serta mas nico.
Sekitar Pukul tujuh malam acarapun dimulai dengan seorang Perencanaan Keuangan - Henra Sensei.
Beliau menekankan "Yang otomatis dan pasti adalah persepsi dan mitos", karena dalam prakteknya "Seerat apapun seseorang memegang kendali atas harta dan hutangnya, kendali tersebut akan lepas saat kepastian tiba. Kendali menjadi kendala"
Oleh karena itu beliau menyarankan "kita harus memiliki kontrak pertanggungan dimana kita harus berada dalam usia yang memadai, kesehatan yang memadai dan harta yang memadai untuk pewaris kita"
Agar hidup kita aman dan lancar di kemudian hari, kita harus mempunyai 3 rekening yang kita siapkan yaitu: Saving, Investasi, dan Proteksi atau disingkat SIP.
Saving berbicara soal dana-dana yang bisa digunakan atau dicairkan sewaktu-waktu. Investasi adalah persiapan jangka panjang dan Proteksi sebaiknya dalam bentuk kontrak pertanggungan agar dapat dinikmati oleh keturunan kita.
Kenapa harus SIP? Karena ternyata mengacu pada 3 fakta juga yaitu: Pertama, kita adalah sumber uang untuk diri kita sekarang, kedua, kita adalah sumber uang untuk kita nanti atau di masa depan, dan ketiga, kita adalah sumber uang untuk keturunan kita kelak.
Saving berbicara soal dana-dana yang bisa digunakan atau dicairkan sewaktu-waktu.