[caption id="attachment_82277" align="alignright" width="400" caption="from Google.co.id"][/caption] Semalam di GBK pertarungan tanpa kenal menyerah sudah di lakukan oleh pemain Timnas kita, walaupun akhirnya kalah agregat gol para pemain Indonesia sudah menunjukkan kepiawaian dan kecakapan mereka mengolah bola dengan semangat nasionalisme yang tinggi, para supporter yang tadinya dikawatirkan akan membuat rusuh tapi ternyata dengan kedewasaan dan semangat menjaga martabat bangsa para supporter tidak melakukan tindakan curang ataupun kerusuhan sampai permainan selesai dan hal ini patut dihargai dan di beri acungan jempol. Pak SBY dan para Elit Politik di Kompasiana, Mungkin bapak2 sekalian melihat spanduk-spanduk yang di bawa oleh para supporter, nah itulah suara hati insan sepakbola negri ini yang jenuh dengan politisasi, cari muka dan kepopuleran dengan membonceng kendaraan sepakbola ini, lihat lah dengan sewenang-wenang tiket di naikkan dengan beribu alasan mentang-mentang penonton membludak, lihatlah penjualan tiket yang rusuh hingga memakan korban bahkan saran dan usulan dari pihak keamanan tidak digubris, lihatlah bagaimana pemain pontang panting di ajak acara ke sana dan ke sini hanya untuk memuaskan nafsu pamer dan riya serta menjilat dari para pengurus PSSI dan elit politik negri ini, lihatlah pembibitan usia muda apakah berlangsung di negri ini, lihatlah kerusuhan yang terjadi di liga dan lihatlah sang ketua umum mengumumkan akan walk out jika ada laser di bukit jalil suatu omongan yang sangat tidak bijaksana dan kekanak-kanakan serta berbau provokator oleh seorang yang mengaku ketua umum dan sayangnya omongan nya itu di ikuti oleh para pemain hingga konsentrasi pemain pun pecah. Pak SBY dan para Elit Politik di Kompasiana, Dengan melihat semua masalah di atas, tega kah para pemimpin negri ini melihat kondisi ini di biarkan berlarut-larut tanpa pernah ada solusi baik jangka pendek ataupun jangka panjang? Sadarkah wahai bapak-bapak sekalian beberapa pengurus PSSI yang sejak dari saya sekolah SD sampai saya punya anak SD masih bercokol jadi pengurus? Apakah tidak ada di negri ini orang yang benar-benar tulus mencintai bola yang bisa menjadi pengurus PSSI tanpa embel-embel politik, riya,pamer dan cari muka? Apakah karena hanya peraturan FIFA pak Presiden pun tidak bisa menyentuh PSSI? Semalam saya NOBAR di Teras Kota BSD, dan yang membuat saya tersentuh hampir semua orang mengenakan baju Timnas mulai dari anak kecil, orang tua, kakek nenek, kulit hitam, kulit kuning, kulit sawo matang, laki-laki, perempuan, memakai peci, jilbab, berkalung salib, semuanya duduk berdampingan berteriak bersama mendukung timnas kita, saling memberi komentar walaupun tidak kenal, sungguh indah kebersamaan itu. Oleh karena itu jangan rusak kebersamaan kami dan kekompakan kami hanya karena ulah segelintir orang-orang yang mengklaim tahu dan berjasa tentang sepak bola padahal faktanya mereka hanya mencari keuntungan dan popularitas semata, pemain bola hanya di anggap boneka oleh mereka. Saya tidak tahu apakah surat ini akan di baca oleh presiden dan elit politik terutama yang ada di kompasiana ini, walaupun saya berharap pak Marzuki Ali, mas Adjie, pak Tifatul yang kadang-kadang muncul di kompasiana ini bisa membaca surat ini. Salam Garuda Di Dadaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H