Engkau seorang tukang kayu, pengembara yang tak lelah berjalan
aku mengejarmu di banyak kota dan aku selalu datang terlambat
dan aku tak pernah berjumpa denganmu, tahun-tahun pun berlalu
kukumpulkan butiran kata-katamu yang berserak di sepanjang jalan
Kukumpulkan ia huruf demi huruf, mengejanya dan merangkainya
kata demi kata, hingga beratus ribu lembar kertas catatan tersusun
dari hal itu kubangun sebuah rumah, tanpa daun pintu dan jendela
aku menunggumu guna mendapat petunjuk membuat kedua hal itu
Aku berdiri di gerbang batas kota, mencari kabar berita tentangmu
kepada tiap pengembara yang berlalu-lalang kutanya perihal dirimu
mereka menggelengkan kepalanya, karena tidak mengenal namamu