Lihat ke Halaman Asli

Talang Akar

Diperbarui: 8 Mei 2016   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah ranting lapuk dan dedaunan kering melayang terbawa angin
 gelombang sunyinya terngiang di telinga, suara-suara angin kering merindu
 desah bibir yang merindukan kenangan masa kecil di tanah kelahiranku
 begitu panjang jarak dan waktu yang terbentang, dunia telah berubah jauh

Suara-suara yang datangnya dari kejauhan, sebuah rintih hati yang redam
 bisik-bisik kenangan kecil yang menggeliat bagaikan ombak liar, menggetar
 bagai dengung suling yang panjang, bagai bunyi lufking menganggu-ngangguk
 bunyi lonceng yang berdentang, moment kenangan yang hilang  dilindas zaman

Talang Akar, tanah kelahiranku yang begitu jauh kutinggalkan di belakang
 aku terbangun dari mimpiku di hutannya yang lebat, tertutupi reranting liar
 tiba-tiba terdengar suara ratapan akar-akar pohonan tua yang melapuk

Sesuatu terindra dari jauh, suara besi tua yang kini sunyi, kidung yang senyap
 bagai debu-debu yang berterbangan di jalan tanahnya di masa silam, meruap
 tercium kembali harum anggrek bulan yang merebak di malam purnama

*****

Batam, 2016.

Sumber Ilustrasi: http://3.bp.blogspot.com/-dSM5oi_Zwqg/Vjq5n3kA2FI/AAAAAAAACmE/Xqi7hFPT7Ag/s1600/IMG_20151105_085412.jpg

Sumber Ilustrasi:

http://3.bp.blogspot.com/-dSM5oi_Zwqg/Vjq5n3kA2FI/AAAAAAAACmE/Xqi7hFPT7Ag/s1600/IMG_20151105_085412.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline