Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Buah Apel

Diperbarui: 4 Mei 2016   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rambutmu yang hitam lebat tampak subur, dan terurai panjang

di sana rintik hujan berpilin senja, serupa pintalan benang sutera

seindah pelangi rasa di hatimu, sepasang insan terjerat janji setia

disaksikan oleh payung yang terlepas dari genggaman tanganmu

Kata purba beracun selama berabad waktu berkelindan di pohon

bagai untaian buah apel di kebun tak bertuan, sebuah kebebasan

semua tangan boleh memetiknya, semua hati boleh merasakannya

alam kebebasan, tragedi buah apel selalu jadi kisah yang berulang

O Bidadari cantik turun dari langit terjebak ke dalam laut kenangan

tiada seorang pun yang mampu mengembalikan hatimu yang retak

dan tak ada tangan yang menyunting kelopak bunga yang buram itu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline